Jelang bergulirnya musim baru Liga 1, semua tim peserta melakukan persiapan dengan situasi masing-masing. Ada yang masih bertanding di turnamen pramusim, ada yang melakukan pertandingan ujicoba, ada juga yang masih beradaptasi dengan pelatih baru.
Salah satu tim yang masih beradaptasi dengan pelatih baru adalah Persija Jakarta. Menyambut musim baru, mereka mendatangkan Thomas Doll sebagai pelatih baru.
Hanya saja, pelatih asal Jerman ini tampak mengalami "culture shock", setelah melihat enam pemain muda Persija melakoni jadwal padat di Timnas U-19. Mereka adalah Cahya Supriadi, Nico Alfriyanto, Raaza Fachrezi Aziz, Muhammad Ferrari, Radzky Syahwal Ginting dan Raka Cahyana.
Seperti diketahui, Tim Garuda Nusantara belakangan cukup sibuk bertanding. Setelah sebelumnya berlatih di Korea Selatan dan berpartisipasi di Turnamen Toulon, mereka langsung bermain di Piala AFF U-19 2022, dan masih akan bermain lagi di Kualifikasi Piala Asia U-20 bulan September mendatang.
Jadwal padat ini dikritik Doll, karena membuatnya tak bisa memantau para pemain muda Macan Kemayoran. Praktis, ia hanya bisa melihat aksi mereka di televisi, setidaknya untuk saat ini.
Akibatnya, kesempatan bermain Cahya Supriadi dkk di klub kemungkinan akan jadi terbatas. Maklum, jika Timnas U-19 lolos ke Piala Asia U-20, yang berlangsung tanggal 1-18 Maret 2023 mendatang, mereka harus bersiap melakoni masa persiapan, dan terbang ke Uzbekistan beberapa hari sebelum kick off turnamen, untuk melakukan adaptasi fisik.
Setelah bermain di Uzbekistan, tim asuhan Shin Tae-yong ini akan kembali bertanding di turnamen Piala Dunia U-20 di rumah sendiri. Menurut rilis resmi FIFA, turnamen ini akan berlangsung pada tanggal 23 Mei -11 Juni 2023.
Dengan demikian, para pemain, termasuk enam personel dari Persija, hanya akan punya sedikit waktu di klub. Maklum, masa persiapan Timnas U-19 biasanya juga diwarnai dengan program pemusatan latihan jangka panjang.
Alhasil, saat kembali ke klub, mereka akan kesulitan menyatu dengan sistem dalam tim. Akibatnya, kesempatan bermain mereka jadi terbatas.
Di sini, klub akan lebih memilih berhati-hati dengan si pemain, karena kepentingan Timnas U-19 jadi prioritas.