Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cristiano Ronaldo dan Manchester United, Sebuah Antitesis

6 Juli 2022   11:35 Diperbarui: 6 Juli 2022   11:39 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo, tidak cocok di Manchester United? (Kompas.com)

Seiring bergulirnya spekulasi transfer Cristiano Ronaldo, yang juga dibumbui manuver Jorge Mendes, muncul anggapan kalau CR7 dan Manchester United sebenarnya tidak cocok sejak awal. Kok bisa?

Dari awal kedatangannya saja, sudah ada kesan dipaksakan. Seperti diketahui, sebelum akhirnya mendarat di Old Trafford, bintang Portugal itu sempat merapat ke Manchester City, bahkan hampir saja sepakat.

Tapi, berkat bujukan Sir Alex Ferguson, Ronaldo akhirnya pulang ke Old Trafford. Keputusan ini lalu mendapat sambutan istimewa, termasuk izin khusus mengenakan nomor punggung 7, yang sebelumnya dikenakan Edinson Cavani.

Dengan catatan cemerlang di periode pertama dan level performanya yang istimewa, harapan besar pun muncul, karena peraih lima Ballon D'Or itu dianggap bisa memberi dampak instan. Tapi, kenyataan berkata lain.

Memang, 24 gol berhasil dicetaknya dari 38 penampilan di semua kompetisi. Tapi, catatan dua lusin gol itu jadi terlihat biasa saja, karena performa The Red Devils secara kolektif lumayan kacau.

Akibatnya, mereka harus absen di Liga Champions dan mendapati Ronaldo ingin hengkang. Alhasil, kita mendapati, Cristiano Ronaldo dan United sebenarnya memang sudah tidak cocok sejak awal.

Keduanya bahkan bisa dibilang sebagai sebuah antitesis yang dipaksakan menyatu. Maklum, sang bintang masih punya ambisi menambah trofi sebanyak mungkin, sementara MU yang sekarang sudah berbeda jauh dengan periode pertamanya dulu.

Jangankan menjadi penantang gelar juara, finis di posisi empat besar saja kadang sulit sekali. Maklum, sejak Sir Alex Ferguson pensiun, klub milik keluarga Glazer ini akrab dengan salah urus dan kebijakan yang kacau, kalau tidak boleh dibilang bobrok.

Kekacauan ini antara lain muncul, karena mereka seperti terkena "post power syndrome". Ditambah lagi, sebagian Manchunian masih berpola pikir instan.

Jadi, wajar kalau kepulangan sang ikon lama disambut meriah, sebelum akhirnya jadi mengecewakan. Situasinya cukup mirip dengan Paul Pogba, yang akhirnya kembali ke Juventus secara gratis, setelah sebelumnya dipulangkan kembali ke Teater Impian sebagai pemain termahal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun