Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menepikan Sejenak Narasi "Quadruple Winner" Liverpool

5 Mei 2022   12:05 Diperbarui: 5 Mei 2022   12:07 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool berpeluang meraih "Quadruple Winner" bersama Juergen Klopp (BBC.co.uk)

Dalam beberapa pekan terakhir, narasi soal "Quadruple Winner" di Liverpool menjadi satu hal yang cukup banyak dibahas media. Maklum, setelah sukses meraih gelar Carabao Cup, Si Merah juga melaju ke final Piala FA dan Liga Champions, plus masih bersaing ketat dengan Manchester City di pacuan gelar Liga Inggris.

Tentu saja ini adalah sesuatu yang luar biasa, karena mereka mencapai titik ini, tepat setelah menjalani musim yang penuh badai cedera. Mungkin, beginilah jadinya perjalanan anak asuh Juergen Klopp musim lalu, jika semuanya baik-baik saja, bebas masalah cedera.

Sebagai seorang Kopites, saya sebenarnya merasa, ini seperti mimpi. Maklum, perjalanan tim sebelum ini seperti jet coaster; dari juara Piala Liga ke malam ajaib di Istanbul, dari posisi empat besar ke posisi delapan, sebelum jadi lawan serius Manchester City-nya Pep Guardiola, dari patah hati di Basel dan Kiev menjadi sukacita di Madrid dan harapan di Paris.

Selama masa naik-turun itu, saya ingat betul, rasanya campur aduk seperti gado-gado. Kadang, bisa tertawa cekikikan karena saling bercanda dengan teman-teman fans klub lain, kadang merasa "nyesek" walaupun masih bisa tersenyum saat performa tim sedang loyo.

Jadi, ketika melihat aksi Mohamed Salah dkk musim ini, rasanya sangat menakjubkan. Mungkin, fans paling optimis sekalipun juga dibuat takjub, karena mereka bisa melangkah sejauh ini, dengan hanya mendatangkan Ibrahima Konate dan Luis Diaz.

Tapi, kalau boleh menyebut, ada satu hal yang sebenarnya agak mengganggu, yakni narasi soal "Quadruple Winner" di media. Narasi ini semakin kencang, setelah The Reds melaju ke final Piala FA dan Liga Champions.

Meski terdengar optimis, narasi "Quadruple Winner" ini sebenarnya hanya karangan media, karena tim dan fans sama-sama cenderung memilih untuk bersikap hati-hati. Bisa gawat kalau sampai ada rasa optimis berlebihan.

Apalagi, ini adalah satu titik, yang sebelumnya mungkin hanya ada di mimpi terliar Kopites. Kalau bukan mimpi, ini bisa diwujudkan dengan mudah di game simulasi Football Manager atau sebangsanya.

Di game seperti itu, meraih semua trofi tiap musim sekalipun bukan perkara sulit, karena bermain curang tidak dilarang. Kalau kalah, bisa diulang atau direstart. Tidak seperti di dunia nyata yang sifatnya "ein maligh" alias hanya bisa terjadi sekali saja.

Makanya, ketika dengung narasi soal "Quadruple Winner" itu makin kencang, rasanya ini semakin layak untuk ditepikan. Alih-alih diladeni, akan lebih baik kalau membiarkan The Reds fokus pada pertandingan yang harus dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun