Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Fenomena "Bayernliga" di Bundesliga Jerman

26 April 2022   13:23 Diperbarui: 27 April 2022   08:50 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Bayern Munchen melakukan selebrasi merayakan gelar juara Bundes Liga. Foto: AFP/CHRISTOF STACHE via Kompas

Bicara soal Bundesliga Jerman, kebanyakan pecinta sepak bola akan langsung mengasosiasikan dengan dominasi Bayern Munich. Maklum, tim Bavaria ini bagai melaju tanpa lawan.

Dalam sedekade terakhir saja, FC Hollywood rutin juara liga. Saking dominannya, sampai muncul anekdot "Bayernliga", karena kentalnya dominasi mereka.

Karena dominan di dalam negeri, Die Roten konsisten menjadi "wajah" klub Jerman di Eropa. Terbukti, dalam sedekade terakhir, mereka kerap melaju jauh, bahkan meraih dua gelar Liga Champions.

Tapi, di balik dominasi Bayern Munich di Bundesliga Jerman, ada dua hal, yang jadi kunci. Pertama, kebiasaan mereka mencomot bintang dari klub rival, dan kedua, pola pikir "money oriented" klub Bundesliga, khususnya belakangan ini.

Untuk masalah pertama, kebiasaan "menggembosi" klub rival sudah terjadi sejak lama. Setiap kali ada klub rival yang juara Bundesliga, pemain kunci atau pelatih klub itu akan diboyong ke Allianz Arena, kalau bisa sesegera mungkin setelah mereka juara.

Untuk sosok pelatih, ada Ottmar Hitzfeld, yang diboyong dari Borussia Dortmund, tak lama setelah mereka juara Liga Champions dan Bundesliga di era 1990-an. Untuk pemain dari klub yang sama, ada Mario Gotze, Robert Lewandowski, dan Mats Hummels yang didatangkan di dekade silam.

Selain Dortmund, klub lain yang juga digembosi setelah juara liga antara lain Werder Bremen, yang antara lain kehilangan Miroslav Klose dan Torsten Frings plus Stuttgart yang kehilangan Mario Gomez. Keduanya terjadi di era 2000-an.

Belakangan, strategi ini bergeser ke klub rival terdekat di klasemen, dengan RB Leipzig sebagai korban terbaru. Tim yang musim lalu menjadi runner-up Bundesliga ini harus rela kehilangan Dayot Upamecano dan Marcel Sabitzer, plus pelatih Julian Nagelsmann, yang dibajak Bayern Munich musim panas lalu.

Boleh dibilang, dengan cara ini, Bayern sukses melemahkan lawan, bahkan sebelum mereka bisa menjadi lawan sepadan di liga.

Karena sudah jadi satu kebiasaan, tentu saja ini menjadikan Bundesliga terlihat membosankan. Dari sinilah muncul anekdot lain di Bundesliga Jerman, yakni "semua akan Bayern pada waktunya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun