Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rasa Aneh Rivalitas Juventus dan Fiorentina

26 Januari 2022   13:40 Diperbarui: 26 Januari 2022   13:41 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rivalitas Juventus dan Fiorentina (Mirror.co.uk)

Dalam sepak bola, rivalitas biasa menjadi satu bumbu penyedap dalam pertandingan. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhinya, dan menjadi warna khas di sana.

Ada yang karena latar belakang politik (misal Real Madrid vs Barcelona di Liga Spanyol), kedekatan geografis dan prestasi di masa lalu (misal Liverpool vs Manchester United di Inggris), atau kelas sosial (misal Boca Juniors vs River Plate di Argentina).

Perbedaan di atas mungkin sangat tegas  dan jelas. Tak heran, saat ada pemain bintang yang datang langsung dari klub rival, ada perasaan "tersakiti" bagi suporter tim yang ditinggal pergi, dan keraguan di mata suporter klub yang mendatangkan si pemain.

Dalam hal ini, kasus Luis Figo (Barcelona ke Real Madrid) dan Luis Enrique (Real Madrid ke Barcelona) menjadi contoh paling terkenal. Figo pernah dilempari kepala babi saat bertanding di Stadion Nou Camp, sementara Enrique sempat diragukan, walau akhirnya menjadi pujaan publik Catalan.

Tapi, diantara semua rivalitas yang ada, rivalitas Juventus versus Fiorentina menjadi sebentuk rivalitas yang terasa aneh.

Kok bisa?

Disebut demikian, karena rivalitas ini cukup sengit di lapangan, khususnya pada era "Magnificent Seven" (80-90an) saat Liga Italia masih berjaya. Rivalitas mereka bahkan sempat "naik kelas", kala Juve menjuarai Piala UEFA (Liga Europa) musim 1989/1990, usai mengalahkan Fiorentina di final dengan skor 3-1.

Faktor ini menjadikan suporter kedua tim punya hubungan yang kurang akur. Hubungan ini makin tak akur, karena Si Zebra sering mencomot bintang Viola, yang manajemennya terkesan pasrah tiap kali momen itu datang.

Kalau momen ini jarang terjadi, mungkin situasi panas itu bisa diterima. Masalahnya, semakin ke sini, momen itu semakin sering terjadi.

Alih-alih menjadi satu rivalitas sengit, rivalitas mereka justru terkesan aneh. Disebut demikian, karena di saat tifosi kedua tim saling gontok-gontokan, manajemen kedua tim justru terlihat mesra. Kemesraan mereka bahkan sudah berlangsung sejak lebih dari tiga dekade terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun