Seiring melonjaknya jumlah kasus baru virus Corona varian Omicron di Inggris, berbagai bidang ikut terimbas, salah satunya olahraga, dalam hal ini kompetisi sepak bola Liga Inggris.
Dalam rentang waktu kurang dari sebulan, merebaknya kasus baru virus Corona varian Omicron di sejumlah klub, sampai membuat sejumlah klub kelimpungan.
Liverpool dan Chelsea sama-sama kehilangan pemain kunci. Tottenham Hotspur, Watford, Leeds United, dan Manchester United harus menunda pertandingan di liga, seiring penutupan sementara kamp latihan klub (untuk sterilisasi) akibat banyak pemain yang terinfeksi virus Corona varian Omicron.
Akibatnya, dalam dua pekan pertandingan terakhir, ada sembilan dari total 20 pertandingan yang harus ditunda. Daftar ini dipastikan akan bertambah, setelah dua pertandingan "Boxing Day" antara Liverpool vs Leeds United dan Wolverhampton Wanderers vs Watford harus ditunda.
Lebih lanjut, masalah infeksi virus Corona varian Omicron juga terancam membuat pertandingan antara Leeds United vs Aston Villa juga ditunda. Penyebabnya, kamp latihan The Whites masih harus ditutup dan disterilkan dari penyebaran virus.
Jika berkaca pada pengalaman di musim 2019/2020, sepertinya kita akan bersiap melihat jadwal bertanding sangat padat, dari kompetisi Liga Inggris. Jika situasi bisa cepat terkendali, jadwal kompetisi masih bisa selesai di akhir bulan Mei, atau paling lambat awal Juni.
Tapi, andai gelombang virus kali ini tidak cepat berlalu, kita akan bersiap melihat jeda musim panas yang pendek, akibat banyaknya laga tunda yang harus dimainkan.
Lebih jauh, andai keadaan sampai memaksa pertandingan digelar tanpa penonton, ini akan membuat pertandingan terasa hambar. Setelah sebelumnya stadion sepi tanpa penonton, situasi kurang mengenakkan itu bisa terjadi lagi.Â
Skenario paling pahit, kompetisi musim ini bisa dibatalkan, jika situasi benar-benar sudah tidak kondusif. Di Eropa, situasi ini sempat terjadi di Eredivisie Belanda musim 2019/2020. Akibatnya, tak ada juara, promosi atau degradasi.
Meski kurang mengenakkan, situasi ini jelas sulit dihindari. Virus yang terus bermutasi membuat kewaspadaan harus tetap tinggi. Taat prokes dan vaksinasi dosis lengkap menjadi sangat penting.
Tapi, bukan berarti setelah vaksinasi dosis lengkap dan taat prokes boleh seenaknya. Keduanya hanya pendukung, supaya kita bisa terus beradaptasi dengan perubahan situasi, yang kadang sulit ditebak.
Mengingat dampak dan situasinya, bukan tak mungkin negara-negara lain di Eropa akan segera melakukan pembatasan dan pengetatan. Tujuannya simpel, untuk jaga-jaga, karena ini akan menjadi kunci "pemulihan" setelah gelombang keempat reda.
Efek samping mewabahnya varian Omicron di Inggris memang membawa dampak cukup rumit di berbagai bidang. Tapi apa yang terjadi di Inggris seharusnya bisa menjadi contoh, supaya masyarakat dan pemangku kepentingan di Indonesia bisa tetap waspada.
Belakangan, kewaspadaan menjadi satu hal penting, karena virus Corona varian Omicron telah mulai masuk ke Indonesia. Karenanya, perlu ada kesadaran bersama, supaya lonjakan kasus kasus baru virus Corona varian Omicron di Indonesia tak sampai segawat varian Delta dulu.
Selama masih bisa tertib, seharusnya masa sulit ini bisa dilalui.