Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bertemu "Mereka" di Ibu Kota, Bagian Terakhir: "Home Office"

2 November 2021   01:37 Diperbarui: 2 November 2021   01:40 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Home Office" (Kompas.com)

Berangkat dari "peringatan" itu, saya selalu datang di pagi hari, dan pulang paling lambat sebelum Isya, seringnya sebelum Maghrib.

Awalnya, ini agak dipertanyakan, tapi berhubung atasan dan seorang rekan lain juga merasakan sama seperti saya, mereka bisa mengerti, bahkan meniru pendekatan saya.

Saya sendiri merasakan, ada keteraturan di sini, karena waktu di kehidupan kerja atau kehidupan pribadi bisa seiring sejalan. Semuanya serba "pas", tak ada yang kurang atau berlebihan.

Di luar jam kerja, ada saatnya saya mampir ke tempat saudara, bepergian bersama teman, beribadah di gereja, bersantai di kost, bahkan mengikuti event offline Kompasiana. Mulai dari doa bersama di Palmerah, syukuran ulang tahun Kompasiana di Kota Tua, sampai ikut Kompasianival di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Semuanya berjalan lancar tanpa masalah. Saking bersyukurnya, saya sampai sering berkata, "Serasa kembali muda", baik saat "mengobrol" dengan diri sendiri maupun dengan teman-teman.

Memang, di beberapa kesempatan, saya sempat mendengar cerita ganjil, seperti peralatan kantor yang bergerak-gerak sendiri di malam hari, gangguan saat ada yang menginap di kantor, barang-barang di gudang atas yang (entah bagaimana caranya) berserakan di tangga lantai dua, dan lain-lain.

Beruntung, saya termasuk yang jarang mengalami. Bahkan, saat istirahat, saya biasa tidur siang sejenak di gudang bawah kantor. Kalaupun pernah mengalami, itu hanya terjadi saat saya lembur selama lima hari beruntun, jelang libur akhir tahun.

Waktu itu, karena lembur sampai lewat jam 7 malam, saya sampai "ditegur". "Mereka" hanya berbisik: "Gantian dong", saat pekerjaan saya hampir beres. Mau tak mau, saya langsung tancap gas, dan segera setelah beres,  langsung pulang ke kost di bilangan Setiabudi.

O ya, ada satu sosok lagi di rumah itu, yang sepertinya adalah "ketua" di sana. Saya tak pernah melihatnya secara utuh, tapi sosoknya lebih tinggi dari rumah. Dia kurang suka suasana yang bising, dan kadang mengetuk-ngetuk atap dapur saat suasana kantor sedang berisik.

Ketiga sosok yang saya temui di "house office" itu, sedikit berbeda dengan yang saya temui di gedung perkantoran, karena mereka bertiga sepertinya adalah "penjaga" rumah.

"Mereka" bertiga ikut mengisi hari-hari kami di kantor, sampai semuanya harus berubah dan berakhir karena pandemi. Saya ingat, saat terakhir kali pamit, saya hanya mengetuk pintu depan dan meja kerja saya sebanyak tiga kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun