Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Laga Besar Rasa Timpang

25 Oktober 2021   04:09 Diperbarui: 25 Oktober 2021   04:41 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi gol Mohamed Salah (Tribunnews.com)

Di babak kedua, Ole sebenarnya mulai ambil tindakan, dengan memasukkan Paul Pogba. Tapi, ini hanyalah awal dari mimpi buruk lainnya. Liverpool bahkan mencetak gol lagi di menit-menit awal babak kedua, setelah Mohamed Salah menggenapi hattrick nya.

Pemain Mesir ini menjadi pemain kedua setelah Luiz Ronaldo (Brasil) yang mampu mencetak trigol di Old Trafford saat berseragam Real Madrid. Bedanya, Sang Fenomena mendapat "standing ovation", pada momen yang terjadi di tahun 2003 itu.

Unggul 5-0, pertandingan sebenarnya sudah "selesai" sejak gol kelima hadir, karena Liverpool memilih untuk bermain lebih santai, sementara mental lawan sudah benar-benar ambruk. Ronaldo memang sempat menjebol gawang Alisson, tapi dianulir karena offside.

Uniknya, situasi "selesai lebih cepat" itu juga dipertegas kubu Manchester United, saat Paul Pogba dikartu merah wasit, akibat melakukan tekel dua kaki kepada Naby Keita, saat laga menginjak satu jam. Akibatnya, Keita mengalami cedera dan harus ditandu keluar lapangan. Posisinya lalu digantikan oleh Alex Oxlade-Chamberlain.

Tak perlu menunggu lama, segera setelah Pogba dikartu merah, terlihat
sebagian Manchunian yang memadati Teater Impian berbondong-bondong keluar dari stadion. Media-media Inggris bahkan menyebut, ada sekitar 25.000 penonton yang "minggat" dari stadion, meski pertandingan belum usai. Jumlah ini setara dengan sepertiga kapasitas stadion.

Tertinggal 0-5 dan tinggal 10 pemain di lapangan. Tidak ada harapan sana sekali, tinggalkan saja. Sikap ini sangat berbeda dengan suporter tuan rumah Watford, yang tetap duduk di dalam stadion meski tertinggal 0-5 di pekan lalu, juga di ajang Liga Inggris.

Ternyata benar. Di sisa waktu yang ada, Liverpool tetap bermain santai, sementara United hanya menumpuk pemain di area sendiri sampai peluit panjang dibunyikan wasit. Skor 5-0 ini menjadi kemenangan terbesar Liverpool di Old Trafford pada era Liga Inggris modern. Sebuah cerita yang mungkin akan diingat untuk waktu lama.

Di satu sisi, kemenangan 5-0 ini menjadi satu penegasan, Liverpool tak bisa dianggap enteng, dalam bersaing di pacuan gelar. Sebaliknya, kekalahan United kali ini menjadi penegasan bahwa mereka tak sebagus yang mereka kira

Mungkin, solusinya adalah memecat Ole Gunnar Solskjaer. Tapi, berhubung situasinya sekarang mendesak, pencarian sosok pelatih baru sepertinya perlu ditentukan sesegera mungkin.

Kemenangan Liverpool dengan skor 5-0 di Old Trafford sendiri menunjukkan, seberapa jauh perbedaan kualitas mereka sebagai sebuah tim yang padu. Di sisi lain, sikap sebagian suporter yang pergi sebelum pertandingan usai menunjukkan, seberapa parah "post power syndrome" yang diderita United, pasca Sir Alex Ferguson pensiun.

Memang, United punya sejarah gemilang di masa lalu, tapi jika itu terus dibawa-bawa ke masa sekarang, sekali kenyataan berbicara, rasanya akan sangat pahit, seperti saat dihajar Liverpool dengan skor 5-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun