Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menuju Masa Transisi

2 Oktober 2021   20:57 Diperbarui: 2 Oktober 2021   21:02 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transisi (Shutterstock.com)

Seiring menurunnya angka kasus baru virus Corona dalam beberapa waktu terakhir, dan makin banyaknya vaksinasi massal di berbagai negara di penjuru dunia, harapan akan pergeseran dari pandemi COVID-19 ke endemik COVID-19 pun mengemuka.

Di Indonesia harapan ini cukup terlihat, dengan intensitas kegiatan sehari-hari yang berangsur normal. Bahkan, keadaan sudah terlihat seperti sebelum pandemi datang.

Optimisme memang hadir, seiring makin gencarnya vaksinasi massal di berbagai daerah. Bahkan, sejumlah sekolah sudah mulai menguji coba pembelajaran tatap muka, meski dengan durasi dan kapasitas terbatas.

Tapi, karena optimisme yang ada masih belum sepenuhnya sinkron dengan situasi di lapangan, kita semua perlu tetap waspada. Bukan pesimis, tapi ini adalah sebentuk sikap realistis.

Seperti diketahui, tingkat ketertiban masyarakat kita soal prokes belum sepenuhnya bisa diandalkan, apalagi jika itu berkaitan dengan kesadaran diri, yang tingkatannya lebih tinggi dari ketertiban.

Kita tentu masih ingat, ada begitu banyak orang yang memakai masker di dagu, atau bahkan tidak pakai masker sama sekali.
Kerumunan hadir seperti kacang goreng di seantero negeri, dengan satu jargon andalan: sesuai prokes ketat.

Jika persentase vaksinasi nasional sudah 70 persen atau lebih, mungkin ini masih bisa diterima. Masalahnya, distribusi vaksin nasional belum benar-benar merata dan bebas masalah.

Ada yang masih pilih-pilih vaksin, ada yang menolaknya. Ada juga yang harus menunggu lama, atau berebutan dengan banyak orang.

Jelas, di sini masih ada banyak hal yang perlu dibenahi. Jadi, optimisme yang ada soal perubahan dari pandemi ke endemik punya alasan pendukung yang cukup kuat.

Ini penting, karena jika semuanya masih serba rapuh, bencanalah yang akan datang. Kita tentu masih ingat, bagaimana jargon "New Normal" pernah digembar-gemborkan di saat keadaan belum benar-benar aman terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun