Setelah sebelumnya sempat santer dikabarkan akan pindah ke Manchester City, Cristiano Ronaldo akhirnya benar-benar pindah ke kota Manchester. Bukan ke Manchester City, tapi kembali ke Manchester United.
Kepastian kapten Timnas Portugal itu pulang ke Old Trafford sendiri diumumkan Si Setan Merah pada Jumat (27/8). Ini menjadi satu "plot twist" unik dari saga transfer sang bintang.
Pulangnya CR7 ke klub raksasa Inggris ini tak lepas dari kejelian manajemen United dalam memanfaatkan kebuntuan negosiasi antara Juventus dan Manchester City.
Ronaldo sendiri ditebus MU dari Juventus dengan ongkos transfer 28 juta euro, dengan gaji 480 ribu pounds per pekan (gaji termahal di Liga Inggris) dengan masa kontrak selama dua tahun.
Momen ini sekaligus menjadi "mimpi yang jadi nyata" bagi kebanyakan Manchunian. Maklum, dalam beberapa tahun terakhir transfer ini hanya berupa gosip.
Transfer ini jelas menjadi satu kegagalan lain buat tim asuhan Pep Guardiola, dalam perburuan mencari penyerang baru. Sebelumnya, mereka gagal menggaet Harry Kane dari Tottenham Hotspur, karena harga transfer yang diminta Spurs tak terpenuhi.
Sebaliknya, transfer Ronaldo menjadi cerita manis lainnya buat tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer di musim panas ini. Sebelumnya, mereka sukses memboyong Jadon Sancho dari Borussia Dortmund dan Raphael Varane dari Real Madrid.
Melihat prosesnya, tentu ini adalah satu kejutan besar lainnya di bursa transfer musim panas. Sebelumnya, kita sudah melihat bersama, bagaimana PSG memboyong pemain bintang, termasuk Lionel Messi, yang notabene rival Cristiano Ronaldo.
Mengingat usianya yang sudah 36 tahun, kehadiran peraih lima trofi Ballon D'Or jelas merupakan opsi jangka pendek. Tapi, kepulangan ke Liga Inggris akan membuat kompetisi makin semarak.
Popularitas global sang ikon lama akan membuat dana transfer dan gaji besar yang dikeluarkan klub akan terlihat murah.
Bukan hanya itu, eks bintang Real Madrid bisa menjadi mentor ideal bagi pemain muda macam Marcus Rashford dan Mason Greenwood.
Maklum, jebolan akademi Sporting Lisbon ini adalah satu dari sedikit pemain yang masih prima dan bersinar di kompetisi level atas.
Melihat kiprah cemerlang pemain asal Madeira, khususnya pada periode pertamanya di Manchester, mungkin sebagian fans United akan terjebak nostalgia. Bahkan, harapan mereka musim ini bisa langsung meninggi, karena kedatangan pemain berkualitas
Seperti diketahui, di periode pertamanya (2003-2009), Ronaldo mencetak lebih dari seratus gol, dengan  antara lain sukses meraih Ballon D'Or dan trofi Liga Champions pertama dalam kariernya.
Tapi, berhubung situasinya saat ini berbeda, mereka harus bersiap melihat versi berbeda dari sang megabintang.
Seiring bertambahnya usia, Cristiano Ronaldo sudah bertransformasi menjadi penyelesai di area sekitar kotak penalti, dari yang sebelumnya merupakan pemain sayap.
Euforia dan harapan besar seiring kepulangan Cristiano Ronaldo, memang akan jadi warna dominan. Tapi, daripada hanya berharap soal jumlah gol dan assist yang bisa dihadirkannya, rasanya akan lebih pas jika kita menikmati saja aksinya di lapangan hijau.
Siapa tahu, momen ini adalah panggung besar terakhirnya di kompetisi antarklub level atas.