Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

HTS Dulu, Friendzone, dan Ghosting Kemudian

24 Agustus 2021   16:56 Diperbarui: 24 Agustus 2021   19:22 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi HTS (Tribunnews.com)

Judul di atas berangkat dari sedikit pengalaman saya soal Hubungan Tanpa Status (HTS) di satu kesempatan. Ceritanya kurang mengenakkan buat saya, karena terasa tragis.

Cerita ini dimulai, saat saya menapak tahun kedua di bangku kuliah. Waktu itu, saya sudah mulai nyaman menjalani aktivitas kuliah dan berorganisasi di kampus, tepatnya di lembaga tingkat fakultas.

Hasilnya, skor indeks prestasi semester pun naik, sampai saya berani mengambil jatah SKS penuh. Rupanya, kemajuan itu ikut dilirik seorang teman wanita, sebut saja Bunga. Satu hal yang tak biasa buat saya, karena tak ada angin atau hujan, dia tiba-tiba datang dan merapat dengan membawa serta banyak pujian.

Satu hal yang sedikit aneh buat saya adalah, pelan tapi pasti, ada ketergantungan yang muncul darinya. Mulai dari keinginan untuk satu kelas bersama, sampai frekuensi curhat yang lumayan sering.

Saya menyebut ini aneh, karena pada saat bersamaan, ada juga teman pria, sebut saja Vano, yang memang sering satu kelas bersama sejak semester awal, dan sering minta bantuan saat ada tugas individu, atau mengerjakan tugas kelompok bersama.

Soal membantu, saya tak keberatan, karena bisa sekalian belajar. Tapi, ada perbedaan kontras antara sikap Bunga dan Vano.

Saat sedang butuh bantuan, Vano biasa bertanya dulu, apa saya bisa atau tidak. Sebagai gantinya, ia tak keberatan mengantar saya ke halte bis, menjemput saya di kampus, atau mengizinkan saya menginap di kostnya, khususnya jika di hari berikutnya ada kuliah pagi, atau kami ada banyak tugas beruntun.

Di luar urusan teknis, kami kadang nongkrong dan saling ngobrol dengan teman-teman lainnya seperti biasa. Meski di semester akhir kami sudah sangat jarang bertemu, karena berbeda dosen pembimbing skripsi, semua berjalan wajar.

Sementara itu, Bunga biasanya langsung menghubungi dan meminta tanpa basa-basi. Dengan datang sendirian, ia langsung menyerahkan semuanya.

Berbeda dengan Vano yang ikut belajar, Bunga lebih sering meminta jawaban. Tak ada diskusi. Dalam beberapa kesempatan, ia curhat masalah pribadinya dengan panjang lebar. Inilah yang membuat saya  terjebak macet HTS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun