Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sisi Lain Reog Ponorogo

8 Agustus 2021   15:39 Diperbarui: 8 Agustus 2021   15:43 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekal pengalaman ini membawanya menjadi pelatih tari tradisional dan mengajar mata pelajaran (muatan lokal) Reog Ponorogo, sebelum akhirnya mendirikan sanggar tari di Joglo Paju, Kabupaten Ponorogo, yang saat ini dikelolanya.

Dalam mengajar, Pengelola Sanggar Kartika Putri ini biasa membangun rasa suka murid dengan membuat festival tari secara rutin, baik di sekolah maupun di sanggar tari.

Di sini, bekal pengalaman dan ilmunya mampu dipadukan dengan luwes sebagai satu bentuk terapan. Hasilnya, tercipta kaderisasi penari dan pelatih tari yang berkelanjutan di Ponorogo.

Sebelum pandemi, Pak Sudirman biasa mengadakan pentas pagelaran seni dengan jadwal cukup padat. Pada bulan-bulan awal pandemi pun, pagelaran seni tetap rutin diadakan di sanggarnya, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Tapi, sejak meledaknya virus Corona varian delta, Pak Sudirman memilih fokus membuat kostum tari. Dirinya juga sedang menulis buku dongeng untuk anak-anak, dengan dibantu anaknya yang kebetulan berprofesi sebagai guru TK.

Mengenai Reog Ponorogo sendiri, pria yang pernah duet menari Jathil Lanang Reog Ponorogo bersama Didik Nini Thowok ini menyebut, seiring berjalannya waktu, pelaku seni Reog Ponorogo saat ini sudah lebih open minded, sehingga Reog Ponorogo dapat tetap relevan dengan konteks kekinian.

Jika dulu Reog Ponorogo dan warok dipandang hanya sebagai sesuatu yang sakral, mistis dan punya kekuatan spiritual, pandangan itu kini sama sekali berbeda.

Reog Ponorogo saat ini dipandang sebagai satu keterampilan yang bisa diajarkan dan diasah lewat latihan dan pertunjukan. Sama seperti kesenian tradisional pada umumnya.

Di sisi lain, untuk saat ini, peran warok dan gemblak cenderung bersifat simbolis, dan biasa dinarasikan dalam cerita masa lalu atau kisah legenda.

Seiring modernisasi dan kemunculan pendatang dari luar Ponorogo, peran warok dan gemblak dalam pertunjukan Reog Ponorogo belakangan sudah mulai melibatkan perempuan.

Meski sebenarnya menabrak pakem tradisional, tren ini tidak jadi masalah. Malah, ini dianggap sebagai warna baru dalam kesenian Reog Ponorogo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun