Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

(Koteka6Tahun): Sepotong Cerita dari Argentina

22 Mei 2021   20:40 Diperbarui: 30 Juli 2021   01:47 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. KOTEKA Kompasiana

Pada Sabtu (22/5), saya berkesempatan kembali mengikuti webinar yang diadakan KOTEKA Kompasiana. Kali ini, ada Niniek Kun Naryati (Dubes RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Argentina, Uruguay, dan Paraguay) yang hadir sebagai narasumber.

Webinar kali ini terasa cukup menarik, karena melibatkan tiga zona waktu, yakni Eropa Tengah (Jerman, siang hari), Argentina (pagi hari), dan Indonesia (sore hari) khususnya WIB.

Webinar ini juga lumayan informatif, karena menyajikan beberapa landmark terkenal, seperti Monumen Obelisco (Monas-nya Argentina) dan resor ski di Argentina bagian selatan. Ada juga pemaparan tentang keunikan beserta sekilas info seputar pandemi COVID-19 di negara tetangga Uruguay ini.

Dok. KOTEKA Kompasiana
Dok. KOTEKA Kompasiana

Bicara soal Argentina, selain sepak bolanya, negara di selatan benua Amerika ini ternyata punya banyak keunikan, mulai dari bentang alam, sampai kuliner.

Dalam hal bentang alam, Negeri Tango punya sebuah keunikan. Dimana, wilayah utaranya beriklim subtropis hingga sedang, sehingga ada padang rumput luas (stepa) di sana, sementara wilayah selatan beriklim dingin, dengan Gunung Aconcagua (gunung tertinggi di Amerika Selatan) sebagai titik tertinggi.

Dalam hal kuliner, makanan khas negara tetangga Brasil ini didominasi olahan daging, misalnya asado (daging panggang). Budaya kuliner ini awalnya berasal dari imigran Eropa (khususnya Spanyol dan Italia) yang lalu menetap di sana.

Dalam pemaparannya, ibu Niniek juga bercerita, berangkat dari kegemaran makan daging masyarakat setempat, menu olahan daging seperti rendang dan sate cukup laris setiap kali KBRI di Buenos Aires mengadakan festival kuliner khas Indonesia.

Sekilas, ini agak aneh, karena Argentina punya garis pantai cukup panjang di sisi timur, yang menghadap ke Samudera Atlantik. Tapi, jika melihat karakteristik Samudera Atlantik yang terkenal ganas, maka wajar jika olahan laut tak terlalu banyak ditemui olahan ikan di sini, karena ikan laut lebih sulit didapat, resiko bahayanya pun cukup tinggi.

Karenanya, wajar jika masyarakat negara asal Lionel Messi ini dikenal gemar makan olahan daging. Secara global, Argentina juga dikenal sebagai salah satu produsen olahan daging terbesar di dunia.

Inilah salah satu penyumbang devisa terbesar buat Argentina. Meski begitu, akibat imbas pandemi, volume ekspor daging mereka berkurang cukup banyak dibanding biasanya.

Akibat imbas pandemi juga  perekonomian mereka belakangan ini lumayan lesu, setelah mencatat pertumbuhan ekonomi minus 40 persen pada tahun 2020.

Kelesuan ini antara lain muncul, dari kebijakan pemerintah setempat untuk melakukan subsidi bagi unit usaha sejak pandemi mulai merebak. Sebelumnya, sudah ada kebijakan sejenis untuk pendidikan (di institusi negeri) dan kesejahteraan sosial.

Hasilnya, ledakan jumlah pengangguran akibat PHK massal bisa diminimalisir, di tengah tingginya angka total kasus positif COVID-19, yang mencapai kisaran tiga juta kasus.

Terkait pandemi COVID-19 sendiri, pemerintah Argentina memberlakukan kebijakan lockdown, dengan sejumlah penyesuaian, tergantung perkembangan kondisi di lapangan.

Selain itu, mereka menerapkan kebijakan satu dosis vaksinasi per orang, untuk memperbesar tingkat vaksinasi. Untuk penelitian dan pengembangan vaksin, Argentina bekerja sama dengan Rusia.

Menariknya, Indonesia adalah "teman lama" Indonesia, dalam hal hubungan diplomatik. Disebut demikian, karena hubungan diplomatik Argentina dengan Indonesia sudah terjalin sejak pertengahan tahun 1950-an, saat Indonesia masih berusia cukup muda sebagai sebuah negara merdeka.

Hal ini membuat kesepahaman kedua negara terbangun dengan baik. Mereka saling mendukung dan menghormati urusan domestik masing-masing.

Sebagai contoh, Indonesia menghormati posisi Argentina atas kepulauan Malvinas (Falkland), saat terjadi sengketa di wilayah itu pada awal tahun 1980-an. Tindakan serupa juga dilakukan Argentina, terkait masalah konflik Papua di Indonesia.

Dalam hal kerja sama bilateral, kedua negara juga punya ikatan cukup baik. Terbukti, pemimpin kedua negara tercatat pernah saling mengunjungi dalam beberapa kesempatan.

Hubungan baik ini membuat promosi budaya dan pariwisata juga diterima dengan baik. Sebagai contoh, kelas bahasa Indonesia dan karawitan cukup diminati di Argentina, karena dipandang "unik".

Belakangan, kerja sama Indonesia dan Argentina mulai merambah bidang pendidikan, dengan disetarakannya ijazah SMA Indonesia dengan Argentina. Jadi, mahasiswa Indonesia yang berminat kini bisa kuliah di Argentina tanpa kendala administrasi seperti sebelumnya.

Meski hanya satu sesi, webinar kali ini cukup menyenangkan, karena sarat info bermanfaat dan aktual. Sekelumit cerita datang, gabut pun boleh minggat sejenak. Serasa ditraktir makan sampai kenyang.

Muchas Gracias (Terima kasih banyak).

Dok. Kompasiana
Dok. Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun