Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool dan Mimpi yang Terjaga

15 Mei 2021   01:26 Diperbarui: 15 Mei 2021   02:28 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi gol Mohamed Salah ke gawang Manchester United (Liverpoolecho.co.uk)

Mimpi yang terjaga. Begitulah kesimpulan sederhana dari kemenangan 4-2 Liverpool atas Manchester United di Old Trafford, Jumat (14/5, dinihari WIB).

Dibayangi aksi protes suporter Manchester United, yang sebelumnya sempat membuat laga ini dijadwal ulang, The Northwest Derby tetap berjalan seru sejak menit awal.

Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer sempat unggul lebih dulu, saat Bruno Fernandes mencetak gol di menit awal. Bukannya ambruk, Liverpool justru tersengat dan sukses mencetak tiga gol balasan lewat aksi Diogo Jota dan sepasang gol Roberto Firmino.

United memang sempat membuka harapan, saat gol Marcus Rashford memperkecil skor, tapi harapan itu sirna, setelah Mohamed Salah sukses membuat gol lewat skema serangan balik cepat.

Hasil ini menjadi reaksi positif dari kekalahan 0-1 Chelsea (peringkat keempat) atas Arsenal di hari sebelumnya, sekaligus menandai kemenangan pertama Si Merah di Theatre of Dreams sejak musim 2013/2014.

Secara psikis, kemenangan ini jelas cukup krusial, karena diraih dalam posisi tertinggal lebih dulu, atas tim yang pada musim ini gemar membuat comeback. Ini menunjukkan, mental mereka telah pulih dari keterpurukan.

Situasi semakin menguntungkan, karena setelah ini Chelsea akan berhadapan langsung dengan Leicester City (peringkat ketiga). Sementara itu, Leicester City juga akan menghadapi Tottenham Hotspur (peringkat ketujuh), sembari bersiap menjalani final Piala FA melawan Chelsea.

Praktis, dengan tabungan satu laga tunda di tangan, The Kop tinggal fokus memenangkan setiap pertandingan tersisa.
Peluang ini cukup terbuka, karena mereka tinggal menghadapi Burnley, Crystal Palace (sudah aman dari ancaman degradasi), dan West Brom (terdegradasi).

Ketiganya praktis hanya tinggal menjalani laga formalitas, karena sudah tak mengejar target apa-apa lagi. Seperti diketahui, sejak pekan ke 35 usai, praktis persaingan tersisa hanya tinggal perebutan tiket lolos ke Eropa.

Manchester City sudah menjadi juara, dan Manchester United sudah pasti lolos ke Liga Champions. Di zona merah, Sheffield United dan Fulham sudah pasti turun kasta bersama West Brom.

Melihat situasinya, lolos ke Liga Champions akan jadi prestasi tersendiri bagi tim asuhan Juergen Klopp, karena mereka akrab dengan masalah sepanjang musim ini. Mulai dari cedera pemain, khususnya di lini belakang, sampai melempemnya lini depan.

Masalah ini pelan-pelan sudah mulai teratasi. Lini belakang sudah menemukan Nat Phillips sebagai sosok palang pintu terpercaya. Perubahan ini dibarengi dengan rotasi di lini depan, yang hanya tinggal menyisakan Mohamed Salah sebagai personel tetap di posisi starter.

Pemain kidal asal Mesir ini memang jadi satu bintang yang bersinar, di tengah musim yang sulit. Produktivitasnya tetap terjaga, bahkan ia berpeluang meraih gelar top skor Liga Inggris untuk yang ketiga kalinya selama berseragam Liverpool.

Dengan demikian, Liverpool boleh dibilang bisa menentukan nasib mereka sendiri musim ini, dengan catatan mampu meraih kemenangan. Praktis, lawan terberat mereka tinggal diri sendiri.

Mampukah Liverpool wujudkan mimpi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun