Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Kemenangan Beda Rasa

8 Agustus 2020   05:24 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:05 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serupa tapi tak sama. Begitulah kesimpulan sederhana, dari dua partai leg kedua babak perdelapan final Liga Champions, yang berlangsung Sabtu (8/8, dinihari WIB). Kedua partai itu adalah Juventus vs Olympique Lyon, dan Manchester City vs Real Madrid.

Disebut serupa, karena tim tuan rumah sama-sama mampu memegang kendali permainan sepanjang laga. Di Etihad Stadium, Manchester City mampu membuat pertahanan Real Madrid sibuk, seperti halnya yang dilakukan Juventus kepada Lyon di Juventus Stadium.

Dari segi skor, dua laga ini juga menghasilkan skor identik, yakni 2-1, dengan dua gol yang sama-sama melibatkan dua pemain. Hanya saja, ada sedikit perbedaan di sini.

Di Manchester, Gabriel Jesus mencetak satu gol dan satu assist untuk gol Raheem Sterling. Di Turin, Cristiano Ronaldo mencetak sepasang gol, dengan salah satunya memanfaatkan assist Federico Bernadeschi. Satu gol lainnya dicetak CR7 lewat titik putih.

Tapi, meski menghasilkan beberapa kesamaan, terdapat rasa berbeda dari kedua laga ini. Pertama, kemenangan City atas El Real terasa manis, karena tim asuhan Pep Guardiola menang agregat 4-2 atas tim arahan Zinedine Zidane. Pada leg pertama, City juga mengalahkan Real dengan skor 2-1 di Bernabeu, dalam laga yang diwarnai kartu merah Sergio Ramos.

Sebaliknya, kemenangan kali ini terasa getir buat Juventus, karena mereka kalah agregat gol tandang. Di leg pertama, gol tunggal Lucas Tousart membawa Les Gones unggul 1-0 di kandang sendiri. Apa boleh buat, Juventus masih harus menunggu lagi, untuk mengejar mimpi juara di Eropa.

Menariknya, kunci dari kelolosan City dan Lyon sama-sama berasal dari kemampuan mereka memanfaatkan momentum, dengan mencuri gol lebih dulu. Meskipun, pendekatan bermain mereka setelah unggul sangat berbeda.

Di Etihad Stadium, Manchester City mampu memegang kendali permainan, dan memanfaatkan blunder ganda Raphael Varane untuk mencetak gol. Momentum ini mampu merusak irama permainan El Real, dan membuat gol yang dicetak Karim Benzema jadi mubazir.

Sebaliknya, meski digempur habis-habisan oleh Cristiano Ronaldo dkk, Lyon mampu memanfaatkan celah terbuka di lini belakang Juventus untuk mencuri gol cepat. Berawal dari skema serangan balik cepat, Lyon mendapat hadiah penalti setelah Houssem Aouar  dilanggar Rodrigo Bentancur di kotak terlarang.

Peluang ini lalu dikonversi Memphis Depay menjadi gol lewat tendangan panenka. Gol ini menjadi momentum buat Lyon untuk bermain rapat sepanjang laga, sambil bergerilya lewat serangan balik cepat.

Sebaliknya, Juve yang mampu memegang kendali permainan, justru gagal mengendalikan situasi. Meski mampu mengurung pertahanan Lyon, dan menyamakan skor agregat lewat dwigol Ronaldo, tekanan yang begitu berat untuk segera mencetak gol ketiga, justru membuat kualitas penyelesaian akhir mereka tak optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun