Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Awal Muram Macan Kemayoran

4 Juni 2019   16:47 Diperbarui: 4 Juni 2019   16:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sepak bola, kerap terjadi momen naik-turun performa, baik pada sebuah tim ataupun individu pemain. Tapi, bicara soal naik-turun performa, Liga 1 Indonesia bisa menjadi satu contoh ekstrem. Karena, tim yang berjaya di tahun sebelumnya, bisa terjun bebas di tahun berikutnya.

Tak heran, materi pemain dan grafik performa sebuah tim dari musim ke musim bisa berubah cukup drastis. Kalaupun ada pemain yang masih bertahan, jumlahnya relatif sedikit, atau tak dominan.

Hal ini sebenarnya adalah satu fenomena biasa di sepak bola nasional, karena kebanyakan tim di Liga 1 (dan kasta dibawahnya) cenderung masih memakai orientasi jangka pendek. Dimana, kebanyakan pemain dan pelatihnya hanya diikat kontrak berdurasi satu tahun. Kontrak ini bahkan bisa berdurasi lebih singkat, jika performa pemain atau pelatih tersebut tak sesuai harapan.

Terkini, situasi "selesai lebih cepat" ini baru saja dialami oleh Persija Jakarta dan pelatih Ivan Kolev, Senin, (3/6) lalu. Persija memutuskan untuk berpisah dengan pelatih asal Bulgaria ini, setelah hanya mampu meraih satu poin di tiga laga awal Liga 1 2019. Sebuah awal yang buruk bagi tim berstatus juara bertahan Liga 1.

Catatan prestasi negatif lainnya, Persija juga tersingkir di babak lanjutan kualifikasi Liga Champions Asia, setelah kalah 1-3 atas Newcastle Jets (Australia) lewat babak perpanjangan waktu. Kiprah Riko Simanjuntak dkk di kancah Asia kian terasa suram, setelah Persija juga harus tersingkir di fase grup Piala AFC. Padahal, materi pemain mereka tak banyak berubah dibanding musim lalu.

Praktis, satu-satunya catatan positif Persija bersama Kolev adalah lolos ke babak semifinal Piala Indonesia. Selebihnya, bukan hal yang ingin diingat Jakmania. Karena, Kolev gagal melanjutkan tren positif yang sudah dibangun Stefano "Teco" Cugurra (kini melatih Bali United) selama dua tahun terakhir.

Meski begitu, awalan buruk Persija di Liga 1 musim ini sebenarnya bukan sepenuhnya salah Kolev. Karena, sejak periode pramusim, persiapan Tim Macan Kemayoran memang serba tak ideal. Jadi, tak mengagetkan jika performa mereka belakangan ini kurang bagus.

Dari segi waktu, Persija sudah menjalani jadwal padat sejak bulan Februari lalu. Dimana, mereka sudah menghadapi Home United (Singapura) di babak kualifikasi Liga Champions Asia, dan sebelum menghadapi Newcastle Jets di Australia, Persija juga berjibaku di ajang Piala Presiden 2019.

Beban jadwal padat ini berlanjut, karena Persija bertanding di fase grup Piala AFC. Otomatis, saat Liga 1 musim ini dimulai, mereka tak punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri seperti tim-tim lainnya. Alhasil, rekrutmen pemain Persija musim ini terkesan terburu-buru, terutama pada rekrutmen pemain asing dan pelatih.

Beruntung, Persija tersingkir di fase grup Piala AFC. Andai melaju ke babak-babak selanjutnya, bisa dibayangkan seberapa padat jadwal bertanding Bambang Pamungkas dkk nanti.

Perekrutan Kolev sendiri terlihat seperti "keputusan panik" manajemen Persija, karena meski sarat pengalaman, rapor Kolev bersama klub sebelumnya (PS TIRA/ PS TNI) kurang meyakinkan. Klub milik TNI itu bahkan hampir terdegradasi, andai tak tampil bagus di pekan-pekan terakhir musim lalu. Catatan inilah, yang membuat kontrak Kolev di PS TIRA tak diperpanjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun