Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bale Sayang, Bale Malang

25 Mei 2019   17:27 Diperbarui: 25 Mei 2019   17:30 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki bursa transfer musim panas, ada banyak rumor transfer yang bermunculan, terkait teka-teki nasib sejumlah pemain atau pelatih top di liga-liga Eropa. Tapi, ada satu pemain, yang nasibnya seolah "rutin" digosipkan, dari bursa transfer ke bursa transfer, yakni Gareth Bale, pemain Real Madrid asal Wales.

Bicara soal popularitas dan kemampuannya, tentu tak ada yang meragukan, Bale adalah bintang utama timnas Wales bersama Aaron Ramsey (Juventus), yang sukses melampaui prestasi generasi Ryan Giggs (kini pelatih timnas Wales). Karena, timnas Wales generasi Bale dan Ramsey sukses mencapai semifinal Euro 2016, sementara timnas Wales era Giggs bahkan tak pernah sekalipun lolos ke turnamen mayor internasional.

Di level klub, Bale adalah pemain Wales kedua setelah John Toshack, yang memperkuat Real Madrid (Spanyol). Bahkan, pemain kidal ini sempat menjadi pemain termahal dunia, saat diboyong Real Madrid dari Tottenham Hotspur tahun 2013 silam.

Awalnya, kehadiran Bale sukses membuat Real Madrid bak "bermesin ganda", karena ketergantungan Si Putih terhadap Cristiano Ronaldo dapat sedikit dikurangi. Hal ini misalnya terlihat dari kebintangan Bale di final Copa Del Rey dan Liga Champions musim 2013/2014.

Sayang, setelah itu sinar Bale meredup akibat masalah cedera kambuhan dan inkonsistensi performa. Belum lagi, ia diketahui agak sulit membaur dengan rekan setim, dan diketahui punya hubungan kurang baik dengan Madridista. Situasi ini tak berubah, bahkan setelah Cristiano Ronaldo pindah ke Juventus setahun silam.  

Kalaupun ada, satu-satunya momen dimana Bale diingat sebagai pahlawan oleh Madridista belakangan ini adalah sepasang gol yang dicetaknya ke gawang Liverpool di final Liga Champions tahun lalu. Meskipun, final ini justru lebih banyak diingat orang karena sepasang blunder fatal yang dibuat Loris Karius, kiper Liverpool kala itu, dan tragedi cederanya Mohamed Salah, akibat dilanggar keras Sergio Ramos.

Alhasil, tiap bursa transfer datang, nama Bale selalu dikaitkan dengan pintu keluar Real Madrid. Meskipun, semua rumor itu tak pernah terjadi. Terkini, ia dikabarkan tak lagi masuk rencana Zinedine Zidane musim depan. Zidane sendiri diketahui berencana merombak tim, setelah kampanye mengecewakan musim ini.

Tapi, masa depan Bale di Santiago Bernabeu masih menjadi teka-teki, karena ia masih ingin dipertahankan oleh Florentino Perez, presiden klub Real Madrid. Bale sendiri belakangan dianggap sebagai salah satu penyebab mundurnya Zidane dari Real Madrid tahun lalu (sebelum akhirnya kembali), selain keputusan klub menjual Cristiano Ronaldo ke Juventus.

Apa boleh buat, Bale (kembali) berada dalam situasi kurang mengenakkan. Ia tak lagi diharapkan, tapi kesulitan untuk pergi. Pertanyaannya, mengapa Bale seolah "akrab" dengan situasi macam ini di Bernabeu?

Dari sisi klub, Bale adalah salah satu representasi proyek "Galacticos" ala Florentino Perez. Akan menjadi sebuah aib buat Perez, jika Bale, yang didatangkan klub sebagai pemain termahal dunia, dijual dengan harga "diskon", dan dicap sebagai transfer "gagal" klub. Meskipun, men-"jual rugi" Bale sebenarnya adalah opsi paling logis, untuk menarik klub peminat.  Apalagi, Bale tahun ini memasuki usia 30 tahun, usia yang dianggap "awal masa senja" bagi pesepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun