Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menakar Kepantasan Para Pelatih Baru Tim Garuda

21 Desember 2018   09:34 Diperbarui: 21 Desember 2018   09:41 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tribunnews.com

Pada Kamis, (19/12) lalu, PSSI menunjuk tiga figur berbeda untuk menangani tiga kelompok umur Timnas Indonesia. Mereka adalah Bima Sakti (Timnas U-16), Indra Sjafri (Timnas U-22) dan Simon McMenemy (Timnas Senior). Ketiganya diikat dengan kontrak jangka pendek, dengan durasi antara 1-2 tahun. Selain mereka, PSSI juga menunjuk (kembali) Rully Nere sebagai pelatih Timnas Wanita Indonesia.

Jika melihat durasi kontraknya, tentu ini bukan sebuah kejutan. Karena, PSSI memang gemar memasang target prestasi jangka pendek. Jadi tak ada hal baru di sini. Perbedaannya hanya pada sosok yang mengisi kursi pelatih. Pertanyaannya, bagaimana kepantasan mereka bertiga sebagai pelatih Timnas?

Jika melihat rekam jejaknya, Indra Sjafri dan Simon McMenemy memang sudah selayaknya mengisi kursi pelatih Timnas. Simon McMenemy sendiri sudah cukup mengenal karakter persepakbolaan nasional, karena ia pernah melatih Mitra Kukar dan Bhayangkara FC. Bahkan, ia juga pernah meraih gelar juara Liga 1 musim 2017 bersama Bhayangkara FC.

Jadi, ia sudah punya gambaran cukup baik, jika nantinya bertugas. Apalagi, dalam waktu dekat akan dimulai babak awal Pra Piala Dunia 2022. Setidaknya, Timnas Indonesia punya waktu persiapan sedikit lebih banyak. Dengan begitu, mereka bisa berusaha sebisa mungkin, untuk setidaknya tak jadi bulan-bulanan tim lawan.

Mungkin keputusan PSSI menunjuk Simon McMenemy tergolong kurang populer, karena ia bukan pelatih lokal. Tapi, jika melihat rekam jejaknya di level ASEAN, keputusan ini bisa dimaklumi. Seperti diketahui, sebelum berkiprah di Liga Indonesia, pelatih asal Skotlandia ini pernah sukses membawa timnas Filipina lolos ke babak semifinal Piala AFF 2010, atau yang pertama kalinya sepanjang sejarah turnamen.

Nilai tambah inilah, yang menjadikannya layak untuk menjadi pelatih Tim Garuda. Kebetulan, Timnas Indonesia baru saja gagal total di Piala AFF 2018, setelah tersingkir di fase grup. Jangan lupa, gajinya pun relatif lebih terjangkau untuk ukuran pelatih asing, jika dibandingkan dengan Luis Milla beberapa waktu lalu.

Untuk sosok Indra Sjafri di Timnas U-22, penunjukan pelatih asal Minang ini sebenarnya bertujuan untuk meregenerasi kerangka tim, untuk menghadapi Piala AFF U-22 dan SEA Games 2019. Dengan sudah "over age"- nya generasi Evan Dimas dkk, maka ini menjadi kesempatan bagi Egy Maulana Vikri dkk untuk naik kelas ke level usia berikutnya. Apalagi, sebagian besar dari mereka sudah "over age" untuk ukuran Timnas U-19.

Disinilah peran Indra Sjafri menjadi krusial. Dengan mempromosikan pemain jebolan Timnas U-19, dirinya tentu tak akan kesulitan beradaptasi. Karena, mereka adalah mantan anak asuhnya di Timnas U-19. Di sini, pengalamannya melatih tim usia muda juga akan sangat berguna.

Kalaupun ada tambahan pemain baru, jumlahnya tak terlalu banyak. Bagaimanapun, keberhasilan Egy Maulana Vikri dkk lolos ke perempatfinal Piala Asia U-19 beberapa waktu lalu, seharusnya bisa menjadi bukti bahwa mereka memang layak naik kelas, ke Timnas Indonesia level usia berikutnya.

Praktis, hanya Bima Sakti-lah yang penunjukannya menimbulkan tanda tanya besar. Meski hanya ditugaskan melatih Timnas U-16, tanda tanya tetap saja muncul. Karena, pelatih sebelumnya, yakni Fachri Husaini sebetulnya cukup sukses, dengan membawa Timnas U-16 juara Piala AFF U-16 dan lolos ke babak perempatfinal Piala Asia U-16.

Anehnya, alih-alih memperpanjang kontrak atau mempromosikan ke Timnas level usia berikutnya (seperti pada kasus Indra Sjafri), PSSI malah menunjuk Bima Sakti, yang baru saja gagal total bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Ada apa sebenarnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun