Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dua Sisi dalam Sebuah Kemenangan Liverpool

12 Desember 2018   06:06 Diperbarui: 12 Desember 2018   12:51 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misi berhasil. Begitulah kira-kira pendapat Liverpool dan Kopites, menyusul kemenangan 1-0 atas Napoli di Stadion Anfield, Rabu, (12/12, dinihari WIB).

Meski sama-sama memiliki 9 poin, Liverpool berhak lolos ke babak selanjutnya, karena mereka unggul produktivitas gol atas Napoli. Gol tunggal Mohamed Salah di laga ini sudah cukup mengirim tim asuhan Carlo Ancelotti ke babak 32 besar Liga Europa.

Bagi Liverpool dan Kopites, hasil ini tentunya cukup melegakan. Karena, tim asuhan Jurgen Klopp mampu lolos dari lubang jarum. Hasil ini sekaligus menjadi modal positif, jelang laga big match melawan Manchester United (MU), yang kebetulan juga akan dihelat di Stadion Anfield, akhir pekan ini.

Sementara itu, kekalahan ini terasa sangat menyakitkan buat Napoli, karena mereka harus tersingkir di fase grup Liga Champions, meski hanya sekali kalah dari enam laga. Napoli sendiri dipastikan tersingkir, setelah pada saat bersamaan PSG mampu menang 4-1 atas Red Star Belgrade.

Meski melegakan, kemenangan ini tetap meninggalkan beberapa catatan buat Si Merah, baik di lini depan maupun belakang. Di lini depan, trisula Firmino-Mane-Salah memang sudah bekerja dengan cukup baik. Kecepatan dan kombinasi cair mereka terbukti mampu membuat Napoli kewalahan.

Tapi, efektivitas penyelesaian akhir mereka belum maksimal. Salah memang mampu mencetak gol, Firmino pun mampu membuka ruang bagi rekan-rekannya. Sayangnya, Mane malah gagal menuntaskan peluang bersih yang didapatnya. Andai saja sentuhan akhir Mane lebih klinis, Liverpool pasti menang dengan skor lebih telak.

Di lini belakang, Virgil Van Dijk dkk sebenarnya tampil cukup solid, begitu juga dengan Alisson di bawah mistar. Mereka mampu menjaga gawang Liverpool dari kebobolan, dan meredam agresivitas lini serang Napoli yang dimotori Lorenzo Insigne. Ketangguhan mereka terlihat, antara lain dari penyelamatan krusial Alisson di menit-menit akhir pertandingan.

Sayang, penampilan solid lini belakang Liverpool menyisakan satu kekhawatiran, menyusul lolosnya Liverpool ke fase gugur. Kekhawatiran itu adalah absennya Virgil Van Dijk di leg pertama babak perdelapan final, menyusul sanksi akumulasi kartu kuning yang didapatnya.

Di sini, Jurgen Klopp akan dibuat pusing, karena bek asal Belanda ini adalah komandan lini belakang tim. Kemampuannya dalam mengkoordinasi lini belakang Liverpool begitu diandalkan Klopp. Praktis, mereka harus menyiapkan rencana cadangan. Karena, lawan dan tekanan mental di fase gugur akan lebih berat.

Dari segi performa, Liverpool juga masih punya satu PR besar, yakni membenahi performa mereka di laga tandang. Kebetulan, masalah ini terlihat jelas dari performa kontradiktif mereka di fase grup Liga Champions musim ini. Seperti diketahui, meski mampu menyapu bersih kemenangan di laga kandang, mereka selalu kalah di kandang lawan.

Jika Liverpool ingin melaju lebih jauh, performa ini harus segera dibenahi. Karena, di fase gugur, mereka akan berlaga dalam dua leg pertandingan kandang-tandang. Jika tidak, mereka akan kembali menjadi sasaran empuk di kandang lawan seperti di fase grup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun