Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terima Kasih, Tim Gajah Perang!

18 November 2018   10:28 Diperbarui: 18 November 2018   11:35 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul di atas mungkin terasa agak sarkastik, menyusul kekalahan Timnas Indonesia atas Thailand di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11) lalu. Dalam laga fase grup Piala AFF 2018 ini, Tim Garuda takluk dari Tim Gajah Perang dengan skor 2-4. Hasil ini sekaligus memperpanjang catatan tak pernah menang Timnas Indonesia di Bangkok, dan memperberat peluang Evan Dimas dkk lolos ke babak semifinal.

Tapi, saya harus berterima kasih kepada Tim Gajah Perang, karena mereka benar-benar memberi pelajaran berharga, kepada tim arahan Bima Sakti, terutama dalam hal pendekatan taktik yang mereka pakai di pertandingan ini. Harus diakui, pendekatan taktik tim asuhan Milovan Rajevac (Serbia) ini sungguh ampuh dan membuat level kualitas Tim Garuda seperti berada setingkat di bawah mereka.

Pertama, mereka mampu bertahan dengan baik, saat Timnas Indonesia mendominasi jalannya pertandingan, terutama di setengah jam pertama. Meski akhirnya harus kebobolan lewat gol tembakan jarak jauh Zulfiandi, mereka tak panik dan membuat kesalahan mendasar.

Bahkan, mereka bisa berbalik unggul 2-1, saat babak pertama berakhir. Di sini, Adisak Kraisorn dkk benar-benar menunjukkan kecerdasan mereka. Mereka tahu, Timnas Indonesia agak rapuh, baik dari segi mental bertanding di partai tandang, maupun dalam hal bertahan.

Kerapuhan ini terlihat, sejak mereka mampu menyamakan kedudukan, lewat gol tendangan sepak pojok Korrakot Wiriyaudomsiri. Akibat gol tak terduga ini, Tim Garuda panik, dan mental mereka langsung ambruk, saat Pansa Hemviboon mampu membuat gol kedua, tepat di penghujung babak pertama.

Selain itu, Thailand dengan cerdik mampu memanfaatkan cederanya Andik Vermansah, yang membuat daya dobrak Tim Garuda agak berkurang. Karena, gaya main Febri Haryadi yang diplot sebagai pengganti Andik sudah diantisipasi sejak awal. Tak heran, kita melihat winger Persib Bandung ini bak menjadi kartu mati di sisi sayap.

Situasi ini membuat semua terlihat lebih mudah bagi Thailand di babak kedua. Karena, mereka tinggal mengeksploitasi kekalutan para pemain Timnas Indonesia, dan menghukum mereka saat melakukan kesalahan. Alhasil, pertandingan secara virtual sudah selesai di menit ke 75, setelah Adisak Kraisorn dan Pokklao Anan mencetak gol, dengan memanfaatkan kelengahan pemain bertahan Tim Garuda.

Memang, di sepuluh menit terakhir, Timnas Indonesia mampu membuat sejumlah peluang, dan mencetak gol kedua lewat sundulan Fachrudin Aryanto. Tapi, semua sudah sangat terlambat. Tak ada keajaiban di Bangkok, karena timnas harus kembali tumbang di sana.

Andai Thailand turut diperkuat pemain-pemain kunci macam Teerasil Dangda, atau Chanathip Songkrasin (bermain di Liga Jepang) atau kiper Kawin Thamsatchanan (bermain di Liga Belgia), sulit membayangkan seberapa menderitanya Tim Garuda, jika menghadapi Thailand yang "full team" dengan situasi kacau seperti sekarang.

Malah, kita seharusnya berterima kasih kepada Thailand. Karena mereka sudah mempertontonkan bagaimana cara membalikkan skor yang baik dan benar, bagaimana cara mengeksploitasi kelemahan lawan yang baik dan benar, lengkap dengan kerjasama tim yang padu, plus keinginan untuk menang yang kuat, meski mereka tak diperkuat pemain pilar.

Dari sini, seharusnya PSSI bisa mulai menyadari, betapa tak masuk akalnya target juara Piala AFF 2018 yang mereka patok. Karena, Timnas memang belum layak untuk dibebankan target setinggi itu. Apalagi, sejak tahap persiapan turnamen saja, persiapan timnas relatif mepet dan terkesan alakadarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun