Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menakar Harapan untuk Garuda Nusantara

12 Oktober 2018   04:47 Diperbarui: 12 Oktober 2018   06:51 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara soal Timnas Indonesia, berapapun kelompok umurnya, dan apapun turnamen yang diikuti, selalu ada harapan besar publik sepak bola nasional, agar Tim Garuda mampu meraih prestasi tinggi. Tak terkecuali pada Timnas U-19, yang pada bulan Oktober ini akan berlaga di ajang Piala Asia U-19. Harapan publik semakin tinggi, karena turnamen ini digelar di Indonesia.

Tak heran, PSSI pun berani mematok target prestasi tinggi, yakni lolos ke babak semifinal, yang sekaligus akan meloloskan Egy Maulana Vikri dkk ke Piala Dunia U-20 tahun depan. Tentunya, ini bukan hal baru, karena PSSI memang punya kebiasaan mematok target prestasi tinggi, yang kebanyakan didasari oleh harapan besar publik sepak bola nasional. Kebiasaan ini juga menjadi tameng bagi PSSI, setiap kali capaian timnas Indonesia gagal memenuhi ekspektasi.

Sebagai seorang suporter yang sudah "terlatih patah hati", tiap kali menonton aksi Tim Garuda (di kelompok umur berapapun), saya tidak kaget dengan kebiasaan PSSI yang satu ini. Tapi, di kesempatan kali ini, saya akan sedikit mempertanyakan kepantasan target prestasi tinggi buat Timnas U-19. Bukan bermaksud meremehkan kemampuan tim asuhan Indra Sjafri, tapi mari kita sedikit berefleksi.

Entah berapa kali harapan besar selalu ditanggung Tim Garuda, dan berapa kali juga insan sepak bola nasional patah hati, karena kenyataannya tak sesuai harapan. Bahkan, kita kadang mendapati, timnas hanya mendapat gelar "juara tanpa mahkota", atau gelar-gelar semu lainnya. Sungguh menyedihkan. Pertanyaannya, apakah Timnas U-19 memang sudah layak menanggung harapan sebesar itu?

Jawabannya jelas belum, kalau tak mau dibilang tidak. Karena, meski masyarakat kita gila bola, kita masih belum juga punya sistem pembinaan pemain yang jelas. Dengan kondisi demikian, timnas kita belum sepenuhnya layak untuk diharapkan bisa berprestasi tinggi di tiap turnamen yang diikuti

Situasi ini setidaknya bisa kita lihat bersama, saat Tim Garuda Nusantara melakoni laga ujicoba, jelang Piala Asia U-19. Dari tiga pertandingan terakhir, mereka hanya mampu meraih satu hasil imbang (Vs Thailand) dan dua kekalahan (Vs Tiongkok dan Arab Saudi). Ini jelas bukan modal positif buat Witan Sulaeman dkk, jelang turnamen sebenarnya.

Dari ketiga laga ini, kita bisa melihat bersama, timnas U-19 punya lini pertahanan yang cukup mengkhawatirkan. Mereka rawan ditembus dalam situasi bola mati dan serangan balik cepat. Saat menyerang, mereka cepat, tapi tidak tajam.

Masalah lainnya, meski punya kepercayaan diri tinggi, saat menghadapi lawan yang lebih kuat, Timnas U-19 seperti terjebak dalam pola pikir lama; bisa mengimbangi permainan lawan saja sudah bagus. Ini memang satu wujud sikap respek kepada tim lawan. Tapi, ini bukan sikap respek yang sehat. Karena, saat berada di lapangan, tiap tim yang bertanding punya posisi setara.

Melihat situasinya, saya tidak melihat target lolos ke babak semifinal yang dipatok PSSI, sebagai target realistis. Kecuali, jika timnas U-19 mampu berkembang sangat pesat di sisa waktu yang ada. Saya justru melihat Timnas U-19 (seharusnya) layak dikatakan sukses, jika mampu melewati hadangan Uni Emirat Arab, Qatar serta Cina Taipei (Taiwan) di fase grup. Karena, di turnamen level Asia ini, timnas U-19 sangat jarang bisa lolos dari fase grup.

Selebihnya, mari kita menikmati aksi Garuda Nusantara di Piala Asia U-19, tanpa membebani mereka harapan berlebih. Jadi, jika mereka gagal meraih prestasi sesuai harapan, kita tak perlu merasa sangat kecewa. Siapa tahu, mereka bisa tampil lepas tanpa beban, dan mampu mengerahkan kemampuan terbaik.

Selamat berjuang, Garuda Nusantara!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun