Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sisi Unik Piala Presiden 2018

2 Februari 2018   15:00 Diperbarui: 2 Februari 2018   15:07 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Januari-Februari 2018 ini, digelar turnamen pramusim Piala Presiden. Turnamen edisi kali ini, adalah edisi ketiga setelah sebelumnya digelar tahun 2015 dan 2017. Dalam dua edisi ini, Persib dan Arema keluar sebagai juara.

Sekilas, tak ada hal unik atau tak biasa (untuk ukuran sepak bola nasional), yang ada di turnamen ini. Dari sisi suporter, animonya tetap tinggi. Di lapangan, aksi para pemain juga tetap seperti biasa. Meski kadang keputusan pengadil di lapangan kurang tepat, pertandingan tetap berjalan lancar sampai selesai. Kalaupun terhenti di tengah laga, terhentinya laga ini disebabkan oleh adanya jeda "water break".

Tapi, meski terlihat biasa, Piala Presiden 2018 tetap punya satu sisi unik, yang masih jarang ditemui di Indonesia, yaitu transparansi. Hebatnya, transparansi ini juga diimbangi dengan kreativitas panitia penyelenggara turnamen, dalam hal mencari sponsor. Memang, turnamen pramusim ini antara lain diprakarsai Presiden Jokowi. Tapi, turnamen ini tak dibiayai APBN. Inilah yang mendorong panitia penyelenggara aktif mencari sponsor, dan bisa mendapat cukup dana.

Mungkin, sikap lepas tangan pemerintah ini terkesan kurang bertanggung jawab. Tapi, ini adalah media edukasi yang efektif, untuk membentuk kultur kompetisi yang murni profesional dan transparan. Di luar negeri, budaya ini sudah diterapkan sejak lama. Pemerintah tak pernah terlibat mendanai secara langsung, mereka hanya memonitor situasi, dan memberi izin melalui aparat keamanan atau badan-badan terkait. Selebihnya, tergantung dari kreativitas pihak penyelenggara kompetisi, dan klub peserta.

Dari sinilah, transparansi bisa dilakukan dengan penuh kesadaran. Karena, ini adalah bentuk pertanggungjawaban, untuk menjaga kepercayaan sponsor, dan semua pihak terkait, termasuk masyarakat luas. Tak heran, pada Kamis (1/2) lalu, panitia penyelenggara turnamen Piala Presiden mempublikasikan pendapatan "uang tampil" tiap klub peserta, seperti tertera pada gambar berikut:

(Goal.com)
(Goal.com)
Selain itu, panitia penyelenggara diwajibkan mengumumkan jumlah tiket yang terjual kepada publik pada menit ke-75, atau saat jeda "water break" di babak kedua. Rinciannya, panitia penyelenggara  menyampaikan jumlah tiket yang terjual, jumlah pendapatan dari tiket, jumlah pedagang asongan dan kaki lima di sekitar stadion. Untuk pedagang asongan dan kaki lima, cara mengukurnya, dihitung dalam radius 100 meter dari stadion, seperti dikutip dari laman liga-indonesia.com, (1/2). Di akhir turnamen, pihak penyelenggara bekerjasama dengan auditor profesional, untuk mengaudit laba-rugi turnamen, sebelum mempublikasikan, dan membagikannya secara merata, ke semua klub peserta.

Bolasport.com
Bolasport.com
Jelas, transparansi ini  menjadi satu hal yang patut diterapkan juga di Liga Indonesia di masa depan. Di sini, klub dan PSSI tak perlu malu untuk bersikap transparan kepada publik. Karena, sukses-gagalnya sebuah kompetisi profesional, tak hanya dilihat dari berjalan lancarnya kompetisi, dari awal sampai akhir, tapi juga dilihat dari kemampuan semua pihak terkait, untuk menggalang dana secara mandiri, tanpa lupa menjaga transparansi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun