Mohon tunggu...
Yosh Widyawan
Yosh Widyawan Mohon Tunggu... Guru - 🇮🇩

☕ Sekedar penikmat rasa, kata dan makna📝

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Putih Terikat, Kelak Terbakar Menerangi

9 April 2020   13:24 Diperbarui: 9 April 2020   17:28 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Warta Kota/angga bhagya nugraha

Putih itu merindukan kebersamaan yang akan dekati akhir
Ajak para sahabat renungkan, semuanya diawali dari lahir
Perziarahan hidup tak sekedar menjalani cerita takdir
Selami akal pikir, hati, jiwa hingga saatnya tebuka tabir

Putih itu berikan Tanda penerangan untuk dunia
Pecahkan hidangan dan satukan kembali bersama-Nya
Demi bahagianya sahabat-sahabat, rela menjadi hamba
Bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani semua

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Putih itu ingatkan bahwa hidup selalu ada khianat dan dosa
Nyawa semestinya tak tergadai apapun harta dunia
Jangan sampai sesal tiba saat kehilangan makna
Dunia sementara, jelas beda dengan yang Abadi disana

Putih itu bertanya, "Tak sanggupkah kau berjaga-jaga barang 1 jam saja?"
Putih itu tanyakan yakinmu mendalam dan tangguh, dimana?
Putih itu ingatkan, "kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri!"
Putih itu tak pikirkan nyawanya sendiri, untuk apa?
Putih itu rela terikat, terbakar dan menerangi ...

Permenungan Kamis Putih, 9 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun