Merantau adalah sebuah aktivitas atau usaha untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. Tidak ada orang merantau hanya untuk bersenang-senang kemudian pulang ke kampung halaman tanpa oleh-oleh yang memadai.
Di dalam perantauan tidak semua orang berhasil karena keadaan yang menguntungkan. Adakalanya harus gulung tikar dari pertamanya berpetualang, juga gigit jari karena sesuatu tantangan yang sangat besar sehingga tak mungkin dilewati dengan mudah.
Juga tidak sedikit orang yang sukses memulai usaha dari nol hingga menjadi seorang direktur atau direksi dari perusahaan ternama. Sebut saja misalnya salah seorang yang sukses  bernama Ismail Rasyid. Semula beliau datang ke pulau Batam hanya sebagai OB namun saat ini beliau adalah seorang CEO PT Trans Continent yang bergerak di bidang expedisi. Tentu sangat hebat bukan !
Penulis sendiri pernah merasakan menjadi seorang perantau yang mengadu nasib di pulau Batam, tepatnya di kawasan Nagoya Hill. Bekerja untuk sebuah perusahaan kadangkala bertugas membantu proses penggusuran rumah liar.
Apa daya beberapa orang teman diamankan karena katanya sangkur yang bergantung di pinggang mereka tanggal nya sudah kadaluarsa.
Suatu hari saat penjagaan di sebuah perusahaan di kawasan Seraya seorang karyawan melihat biodata saya yang tergantung di samping pintu masuk ke perusahaan. Katanya "Eh S1 ngapain disini? Bukan mengajar saja disana, lalu dia masuk ke ruangan.
Perkataan tersebut masih terngiang di telinga sampai saat ini, hal itu menjadi cemeti paling keras dalam hidup untuk berjuang agar berhasil di kemudian hari dan setelah beberapa tahun saya pulang ke ke kampung halaman dengan uang hasil bekerja disana.
Ketika saya bekerja di perusahaan itu saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga sekali, walaupun kadangkala dikirim ke daerah Batu Aji untuk pengamanan pembangunan perumahan, juga dikirim satu minggu untuk pengamanan perusahaan galangan kapal di Sekupang.
Saya nikmati saja semua alur itu berjalan apa adanya. Tidak pernah membantah sedikitpun dengan keadaan.
Pelajaran sangat berharga saya dapati ketika berada disana, teman-teman lintas suku adalah yang paling utama. Tidak pernah terjadi perselisihan sedikit pun diantara kami. Mungkin saja karena satu tantangan yang dihadapi sehingga rasa kekeluargaan terus terbina dengan baik antara sesama.
Yang paling dikenang lagi saat itu adalah saat itu adalah ketika pedal gigi motor patah, dan dengan posisi gigi satu kami menempuh perjalanan puluhan kilometer dengan seorang teman dari Ende. Padahal topografi Batam berbukit-bukitan.
Sungguh kenangan yang tak dapat dilupakan sampai kapanpun juga, terkadang walaupun kami saat ini sudah berjauhan tapi masih saling menelpon untuk memberikan kabar terbaru, walaupun kita seyogyanya beda agama dan beda suku bangsa.
Pesanku untuk teman-teman semuanya terus nikmatilah pekerjaan, terus bersabar dalam menjalankan proses kehidupan. Karena Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang terbaik yang belum pernah dibayangkan saat sebelumnya.
Sesuatu yang berharga pasti akan ada dalam setiap langkah-langkah yang sedang dilalui. Proses pendewasaan  terus akan didapati jika benar-benar di resapi. Berlahan tapi pasti, tuhan akan merubah ke arah yang lebih baik dimasa yang akan datang.*
(YS)