Mohon tunggu...
Yosephin Hamonangan Pasaribu
Yosephin Hamonangan Pasaribu Mohon Tunggu... Penulis - A girl who loves to talk to herself🙋‍♀️

Walking, thinking and looking, writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Kita Harus Memaafkan

3 Maret 2018   09:44 Diperbarui: 3 Maret 2018   11:22 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bersalaman/wakepsychological.com

Makhluk sosial. Tentu Anda sangatlah asing dengan julukan ini bukan? Ya, itulah ciri khas manusia. Sehari-hari kita pasti berinteraksi atau bersosialisasi dengan banyak orang. Tak jarang, ada saja 'secuil' kesalahan yang terjadi. Entah itu dari diri sendiri maupun berasal dari orang lain. Terkadang kesalahan yang dilakukan orang lain dapat menyakiti perasaan Anda. Mungkin ketika disarankan untuk 'maafin aja, mungkin dia tidak sengaja' terkadang berat untuk dilakukan. Setiap beraktivitas Anda bertemu dengan si 'pembuat sakit hati' merasa jadi tidak nyaman. Bahkan melihat wajahnya saja kita bisa tambah membencinya.

Berhentilah untuk sulit memaafkan. Hal seperti ini tidak bisa dinilai dalam bentuk tindakan sepele atau bukan. Pastinya memaafkan sangat berguna bagi kehidupan Anda ke depannya. Mungkin Anda sendiri tidak nyaman bukan dengan keadaan seperti ini? apalagi jika orang tersebut adalah teman Anda sendiri. Berkacalah pada kasih sayang seorang ibu. Sejahat apapun anaknya, ia akan selalu menyisihkan tempat bagi sang anak untuk kembali kepadanya. Ya, Ibu bisa menjadi cerminan bagi Anda dalam menjalankan kehidupan ini.

Jika Anda masih ragu atau bimbang untuk memaafkan, saya akan memberikan beberapa alasan mengapa kita harus memaafkan.

Memaafkan itu menciptakan kedamaian hati

Tentu ketika sedang sakit hati pada seseorang timbul rasa tidak nyaman bukan? Contohnya ketika berpapasan dengan dia, pasti Anda merasa jengkel dan akhirnya menghindar. Jauhi hal itu dan Mulailah dengan berdamai pada diri sendiri. Ketika diri kita sudah berdamai, maka saya pastikan pemikiran Anda akan mudah terbuka dan berani untuk memaafkan. Intinya, Tuhan saja mau mengampuni kesalahan umatNya, mengapa kita tidak? Hindari untuk menunggu 'dia' yang meminta maaf ya.

Memaafkan memberikan pelajaran baru

Tentu ketika sudah memaafkan bukan berarti harus dilupakan bukan? Memang bagus untuk mengambil langkah positif dengan melupakan kejadian itu. Akan lebih baik jika Anda menjadikan peristiwa itu sebagai sebuah ilmu baru. Kejadian kemarin dapat Anda jadikan pertimbangan akankah lebih dekat lagi atau sudah cukup menjadi teman biasa.

Ilustrasi (www.incimages.com)
Ilustrasi (www.incimages.com)
Ingatlah, karma itu ada

Dilansir dari CNNIndonesia, tidak ada orang yang selalu berbuat sesuatu yang baik kepada Anda. Pernahkah Anda mendengar istilah 'karma is on the way'? Mungkin apa yang orang lakukan terhadap Anda menjadi 'jawaban' atas perlakuan buruk yang sudah dilakukan. Cobalah mengingat hal apa yang menurut Anda pernah menyakiti hati seseorang. Maka dari itu, mulailah untuk berbuat hal yang sewajarnya terhadap orang lain sehingga menjauhkan kesalahpahaman.

Memaafkan = Membentuk masa depan

Apakah Anda tipe orang yang senang mengungkit masa lalu? Seperti mengulik kembali kesalahan seseorang di masa lalu? Jika iya, tinggalkan kebiasaan seperti ini. Mengungkit kembali kesalahan di masa lalu tidak membuat Anda merasakan hidup yang asik di setiap tahun yang baru. Cobalah untuk menanamkan pemikiran bahwa hidup itu berputar seperti roda. Mulailah berpikir untuk membuka lembaran hidup yang baru dan meninggalkan bayang-bayang masa lalu Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun