Mohon tunggu...
Yosef Aldi
Yosef Aldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ramalan Jurnalisme di Masa Depan

23 September 2018   15:36 Diperbarui: 24 September 2018   01:23 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Journalism

Jurnalisme selalu mengalami perkembangan yang bisa memunculkan cara baru pelaporan atau penulisan berita. Tulisan ini akan membahas jurnalisme dalam tiga masa, mulai dari masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Ketiga masa tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing dalam proses pengumpulan, penulisan dan penyebaran berita.


1. Jurnalisme di Masa Lalu

Jurnalisme di masa lalu masih dekat dengan teori jarum suntik dimana audiens secara pasif menerima segala informasi yang diberikan media tanpa memilah atau melakukan proses verifikasi, seperti diinjeksikan segala macam informasi.

Proses dalam pembuatan berita pada saat dahulu masih sangat hierarkis dan linear dan melibatkan banyak orang. Wartawan melakukan proses news gathering, mencari dan meliput peristiwa-peristiwa di lapangan, kemudian melalui proses penulisan, editing, sampai pada proses penyebaran produk berita.

Investigation and Yellow Journalism ?

Kedua bentuk jurnalisme seperti jurnalisme investigasi dan jurnalisme kuning saat itu cukup khas.

  • Jurnalisme Investigasi : merupakan gaya penulisan berita dengan tujuan menguak suatu kasus, skandal, kejahatan atau peristiwa apapun yang terdapat unsur pelanggaran di dalamnya. Jurnalisme investigasi ini berfungsi untuk mengkritik.
  • Jurnalisme Kuning : merupakan berita yang kontennya berisi hal-hal yang sensasional, sang jurnalis jurnalisme kuning ini seringkali mengubah kebenaran peristiwa dan membuat gambar yang menyesatkan audiens, sehingga ke-valid-an dari berita yang dipublikasikan semakin menurun atau bahkan tidak ada.

Sensationalism
Sensationalism
Sumber : Sensationalism

2. Jurnalisme Masa Kini

Saat ini jurnalisme terus bergerak sesuai zaman, interaktivitas jurnalisme semakin terlihat, dapat dikatakan jurnalisme masa kini perlahan-lahan bergerak ke model horizontal transaksional. Audiens tidak lagi pasif, melainkan aktif, audiens sebagai pengawas dan pembuat berita pula(produsen).

Audiens seakan-akan menggantikan definisi pers yang sebelumnya pers dijalankan oleh orang-orang yang secara profesional menjalankan kegiatan pers.

Audiens bisa mendapatkan berita dari manapun, dari jaringan mereka dan mempublikasikan melalui media sosial atau blog yang mereka miliki. Terdapat beberapa gaya pemberitaan yaitu Jurnalisme Opini, Jurnalisme Kolaborasi, Jurnalisme Sindikat, dan Jurnalisme “Lapdog”.

  • Jurnalisme Opini : Berita dengan sudut pandang subjektif, contohnya adalah kolom editorial.
  • Jurnalisme Kolaborasi : berita yang kumpulkan menjadi berita tunggal.
  • Jurnalisme Sindikat : agen yang memproduksi sebuah berita kemudian menjualnya ke medi alain untuk dipublikasikan.
  • Jurnalisme “Lapdog” : jurnalisme yang ada kecenderungan pro dengan pemerintah (lawan dari watch dog)

Journalism Tomorrow
Journalism Tomorrow
Sumber : Journalism

3. Jurnalisme Masa Depan

Jurnalisme di masa depan tidak lagi linear seperti dahulu kala, audiens sudah berada di posisi sebagai konsumen juga sebagai produsen. Berita akan disebarluaskan melalui media sosial yang dimiliki setiap orang. Akurasi berita akan terpengaruh dengan kecepatan penyebaran berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun