Pengantar
Pada tanggal 27 Maret 347 di sebuah  desa bernama Stridon yaitu tapal batas antara kota Dalmatia dan Panonia lahirlah seseorang yang kelak dikenal sebagai Santo Hieronimus. Dialah yang terkenal dengan sebuah ungkapan, "tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus."
Santo Hieronimus (347-420 M) menekankan bahwa Kitab Suci merupakan sarana utama untuk mengenal Kristus. Baginya Kitab Suci sangat penting dalam kehidupan  rohani dan iman sebagai sumber pendidikan karakter.
Persoalan Kita Saat Ini
Bangsa Indonesia saat ini sedang diterpa oleh berbagai persoalan kehidupan. Sebut saja, mulai dari korupsi, suap menyuap, nepotisme, lapor- melapor, tuding menuding soal ijazah palsu, palak-memalak hingga premanisme. Itu semua merupakan persoalan moral dan etika bangsa yang telah rusak. Â Artinya berhubungan dengan pendidikan karakter bangsa.
Untuk itu dalam tulisan ini, penulis hendak mengajak para pembaca untuk mencoba mengakrabi Kitab Suci agamanya masing-masing yang merupakan sumber pendidikan karakter. Bukan hanya sekedar membaca, menghafal, dan mengetahui isi Kitab Suci, tetapi bagaimana Kitab Suci itu menjiwai seluruh kehidupan seseorang.
Merupakan keyakinan semua umat beragama bahwa Kitab Suci agamanya merupakan sarana untuk mengenal Tuhan. Bahwa Tuhan kita hanya dikenal melalui Kitab Suci.
Hal ini menekankan bahwa Kitab Suci (Alkitab, Alqur'an, Wedah, Tripitaka,dll) yang berisi wahyu Allah kepada manusia adalah jalan utama untuk mengenal Allah dan hamba-Nya para pendiri agama masing-masing.
Demikian pun dari Kitab Suci agama kita masing-masing, kita dapat mengenal sejarah keselamatan umat manusia, ajaran Allah/Tuhan dan bagaimana kasih-Nya kepada manusia.
Mengapa Kitab Suci itu penting? Kitab Suci di sini, bukanlah sekedar sebuah buku atau tulisan kepada manusia, tetapi terutama merupakan sumber hidup dan pedoman bagi umat beragama untuk menjalani kehidupannya baik di bumi sekarang ini maupun di akhirat kelak.Â