SEMUA PIHAK mengeluh hujan terlalu banyak tahun ini. Bukan hanya menyebabkan bencana tanah longsor dan banjir bandang, tetapi juga merusakkan banyak fasilitas umum seperti jalan raya terputus dan saluran irigasi pertanian jebol.
Menurut penjelasan Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) 24 jam non-stop di Jakarta dan sekitarnya hingga 20 Maret 2025, sebagai langkah preventif yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat cuaca esktrem. Untuk itu perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Dalam tulisan ini, penulis hendak mengangkat beberapa dampak yang diakibatkan oleh hujan ekstrem pada beberapa wilayah dengan locus di daerah Timor Tengah Utara.
Selain itu, penulis juga mengajak para pembaca untuk melihat secercah cahaya yang juga dibawa oleh cuaca hujan ekstrem bagi para petani sawah tadahan di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur.
Hujan Ekstrem, Banjir dan Dampaknya
Hingga hari ini (Sabtu,15/3/2025) di mana-mana masih terjadi hujan dan banjir. Â Banjir itu telah menyebabkan tanah longsor dan merusak banyak ruas jalan baik di kota maupun di pedesaan.
Sebuah akun Facebook bernama Dominika Knaofmone pada sabtu,15/3/2025 menulis diberandanya begini:Â
"Sekarang ini kita buka TV Banjir; kita buka WA Banjir; kita buka TikTok Banjir; kita buka FB Banjir; tapi ketika saya buka dompet, kering" (diikuti emotion ketawa).
Namun sesungguhnya memang apa yang dikatakan itu benar, apalagi hujan ekstrem yang menyebabkan banjir dan kerusakan di mana-mana tentu saja sangat merisaukan kita.
Sebab peristiwa hujan ekstrem, yang terkadang disebut "hujan badai," itu biasa terjadi saat hujan turun dalam waktu singkat tetapi dalam jumlah yang besar. Â
Hujan ekstrem dapat menyebabkan banjir di daerah dataran rendah yang memiliki drainase buruk dan sistem infrastruktur air hujan yang tidak memadai. Hal ini dapat menyebabkan banjir di seluruh kota, bahkan di daerah pedalaman dan itu kita sungguh-sungguh alami sekarang ini.