Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memberi Hadiah pada Guru, Apresiasi atau Gratifikasi?

29 Juni 2022   21:12 Diperbarui: 30 Juni 2022   07:29 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru yang sedang mengajar (sumber gambar: detikhealth).

Sejak awal hingga pertengahan bulan Juni ini, para orang tua yang punya anak di bangku pendidikan, menambahkan satu mata acara harian yaitu menghadiri penerimaan raport atau laporan hasil pembelajaran.

Mulai dari PAUD hingga SMA/SMK pada akhir semester ada pembagian raport. Berhubung bulan ini adalah semester genap, maka biasaya ada yang naik kelas dan ada yang tamat.

Sebagai orang tua, sudah tentu senang. Apalagi kalau anaknya naik kelas dengan predikat tertentu. Misalnya ada anak yang naik kelas dengan ranking 1 atau 2 atau 3. Orang tua siapa yang tidak akan bangga, bila anaknya meraih prestasi itu?

Di sekolah tertentu bahkan menerapkan prestasi 10 besar. Ada juga yang menerapkan prestasi 5 besar. Tujuannya adalah agar semakin banyak siswa yang turut merasa berprestasi. 

Semua itu tentu bertujuan sebagai apresiasi terhadap hasil perjuangan anak-anak, sekaligus sebagai motivasi yang akan memacu mereka untuk terus berprestasi. Bagi yang belum berprestasi, menjadi cambuk tersendiri untuk memacu perjuangan ke depan.

Semua prestasi yang diraih siswa-siswi itu, tentu saja tidaklah terlepas dari perjuangan keras bapak/ibu guru, entah sebagai guru/wali kelas mau pun sebagai guru bidang studi. 

Berhadapan dengan situasi itu, ada orang tua yang spontan memberikan hadiah kepada guru yang dianggap telah berhasil menjadikan anaknya berprestasi. Tetapi ada juga komite atau orang tua siswa yang telah memprogramkan pemberian hadiah kepada para guru, khususnya pada acara pembagian raport kenaikan kelas.

Terhadap fenomena ini, tentu saja reaksi Kompasianer berbeda-beda. Ada yang setuju bila guru mendapatkan hadiah itu. Tetapi ada juga yang mungkin tidak setujua dengan berbagai alasan. 

Misalnya, "Guru 'kan sudah terima gaji (ASN), untuk apa lagi kita beri hadiah?"

Ada yang katakan, "Itu memang tugas guru untuk menjadikan anak-anak pintar, mengapa harus diberi hadiah lagi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun