Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal 2021 Basah

28 Desember 2021   08:30 Diperbarui: 28 Desember 2021   08:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi umat Kristiani, Natal adalah pesta sukacita besar. Mengapa dirayakan sebagai pesta sukacita besar? Karena pada hari Natal, umat Kristiani menghadirkan kembali peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah 2000-an tahun silam, perjalanan dua insan: Yosef dan Maria dari Nazaret menuju Betlehem, Kota Daud untuk melakukan cacah jiwa menurut aturan hukum. 

Perjalanan sebagaimana dikatakan penyanyi kondang Ebiet G. Ade "Terasa Menyedihkan". Karena mereka harus menempuh perjalanan yang jauh kira-kira 156,7 km. Bukan menggunakan pesawat jet atau air bus. Mereka hanya menggunakan angkutan "keledai" untuk Maria yang sedang mengandung. Setibanya di kota Betlehem, mereka tidak mendapatkan penginapan. Bahkan mereka ditolak oleh tuan rumah di Betlehem.

Lantas di mana letak sukacita Natal itu?

Sukacita Natal itu terletak pada peristiwa kelahiran Yesus Kristus yang oleh umat Kristiani disebut Tuhan dan Penebus. Sukacita itu makin bertambah-tambah lagi ketika kelahiran Yesus itu disaksikan para malaikat dari surga dan kehadiran para gembala di gua Betlehem.

Sukacita Natal semakin sempurna karena Natal selalu disambut sukacita bukan hanya oleh umat Kristiani, tetapi oleh semua umat manusia. 

Pertama, Begitu memasuki bulan November bau Natal sudah mulai terasa. Di toko-toko musik mulai terdengar lagu-lagu Natal. Tandanya Natal sudah memasuki bulan Natal. 

Kedua, hiasan-hiasan Natal mulai dipasang. Boneka Sinterclas sudah terlihat di depan pintu toko. Hiasan pohon Natal dan aneka lampu mulai dijual dan disebarkan diseluruh kota. Sebagai misal, di kota Atambua di Perbatasan Timor Leste yang 92% masyarakatnya Kristen, Pemdanya mulai merancang dan memperindah kota dengan berbagai hiasan pohon terang dan lampu-lampu Natal.

Ketiga, ramai diwacanakan perlukah mengucapkan selamat Natal kepada umat kristiani yang merayakannya? Sejak timbul pro dan kontra, bolehkah umat muslim memberikan ucapan Selamat Natal kepada umat Kristiani, aroma dan kebesaran Natal sungguh mulai terasa. Wacana seperti ini hanya akan meruntuhkan toleransi. 

Untunglah bahwa tidak semua umat mengikuti fatwa ini. Terima kasih kepada saudara-saudariku umat muslim yang dengan sukacita menyambut Natal dan mengucapkan salam buat saudara-saudari umat Kristiani.

Keempat, dikalangan umat Kristiani sendiri, mulai sibuk mempersiapkan Natal. Mulai dari membuat kandang Natal sesuai tradisi Katolik; memasang pohon terang (tradisi Protestan). 

Di mana-mana umat mengadakan latihan koor. Panitia Natal mulai dibentuk untuk melakukan berbagai kegiatan. Itulah hal-hal yang semakin menambah kebesaran Natal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun