Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saudara Kita yang Perlu Mendapatkan Perhatian Khusus

6 Desember 2021   18:52 Diperbarui: 6 Desember 2021   18:57 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyandang disabilitas adalah mereka yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, atau pun mental. Keterbatasan itu biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Dalam berinteraksi dengan lingkungan, mereka mengalami keterbatasan atau kesulitan. Karena itu saudara-saudara kita dengan kebutuhan khusus ini perlu mendapatkan perhatian khusus pula supaya memudahkan mereka untuk berinteraksi dan melakukan aktivitasnya sendiri.

Adalah suatu kemajuan besar yang kita jumpai dewasa ini terutama pada ruang-ruang publik  seperti bandara, terminal bus, perkantoran di mana sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas khusus bagi para penyandang disabilitas. 

Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ini merupakan suatu kemajuan yang amat luar biasa. 

Kita ambil contoh di bandara Soeta di sana terdapat ruang atau area khusus bagi para disabilitas. 

Hal ini tentu bertujuan agar mereka merasa dihargai sebagai manusia ciptaan Tuhan yang bermartabat, sama seperti manusia normal lainnya. Agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan melakukan aktivitasnya sendiri tanpa harus dibantu oleh orang lain.

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, mereka juga perlu menikmati hasil-hasil pembangunan bangsa. Dengan tersedianya sarana atau fasilitas khusus bagi kaum difabel, mereka dapat menyalurkan bakat atau hobi mereka. Misalnya seorang tunanetra yang memiliki bakat atau hobi menyanyi, tersedia baginya organ/orgel yang khusus bagi kaum difabel.

Penulis sendiri punya pengalaman khusus, pada beberapa tahun silam sebelum adanya pandemi virus corona. Waktu itu tetangga kami mengadakan hajatan untuk anaknya yang menikah. 

Penulis juga diundang menghadiri pesta tersebut. Ketika tiba acara bebas, kepada kami disuguhkan tembang-tembang kenangan yang membuat para undangan terkagum-kagum hingga turun melantai alias berdansa. Para undangan menikmati lagu dan musik nanti indah sehingga sangat bergairah untuk berdansa.

Ternyata oh ternyata, pemain orgel dan vokalisnya adalah disabilitas alias seorang tunanetra. Suaranya begitu merdu menawan hati. Ia sangat piawai sekali memainkan tutz-tutz organ dengan begitu lincahnya. Hampir-hampir orang tak mengenalnya bahwa ia adalah seorang tunanetra.

Pengalaman lain lagi. Seorang bapak sebut saja Titus namanya (bukan nama yang sebenarnya). Ia adalah seorang tunanetra. Sebulan sekali ia datang berkunjung ke kantor-kantor baik pemerintah maupun swasta. Bukan untuk meminta-minta. Tetapi ia menjual hasil ketrampilan mereka berupa sapu dan aneka kerajinan dari rafiah. Yang paling menarik dan berkesan adalah begitu ia tiba di pintu kantor, ia mulai memainkan alat musiknya. Alat musiknya sangat sederhana. Tidak mahal. Mudah didapatkan yaitu daun jambu. Dari daun jambu itu, menghasilkan musik yang indah. Bapak Titus seorang ahli dalam memainkan musik dari daun jambu. Bisa menyanyikan banyak lagu.

Itulah saudara-saudara kita dengan kebutuhan khusus yang perlu mendapatkan perhatian khusus, walaupun mereka sendiri tidak mau diperlakukan secara khusus. Kepada para saudara difabel atau disabilitas, Selamat Merayakan Hari Disabilitas Tahun 2021. semoga dengan perayaan hari Disabilitas ini perhatian terhadap para saudara disabilitas semakin lebih baik, dengan tersedianya fasilitas-fasilitas khusus sesuai kebutuhan mereka di tempat-tempat umum.

Atambua, 06 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun