Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menteri Capres 2024 Silakan Saja

11 November 2021   18:45 Diperbarui: 11 November 2021   18:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini Orde Reformasi Bro! Bukan Orde Baru. Kalau dulu masanya Bapak Kita Soeharto, Menteri siapa yang berani Capres? Semua pasti ABS. Tapi sekarang orde sudah berubah. Apalagi yang namanya Orde Reformasi. Apalagi disilahkan sendiri oleh Bapak Presiden kita Bapak Joko Widodo. Mengapa demikian?

Menurut penulis, setidaknya ada tiga alasan mengapa Bapak Jokowi mempersilahkan para menterinya untuk ikut berkontestasi sebagai Capres 2024.

Pertama, Pak Jokowi adalah tipe pemimpin yang merakyat. Sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat, beliau bukanlah tipe orang yang egois. Karena itu beliau mempersilahkan para menterinya yang mampu dan mau untuk mencapres. Tentu saja beliau tahu menteri siapa saja yang bakal capres 2024 menggantikan dirinya. Apalagi di antara para menteri yang diangkatnya sebagai pembantunya, ada yang berperan sebagai Ketua Umum Partai. 

Sebut saja Pak Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI adalah Ketua Umum Partai Golkar dan Pak Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan RI adalah Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).  Sebagai Presiden yang sangat merakyat membiarkan sesama 'rakyatnya' ikut sebagai capres RI 2024.

Kedua, Pak Jokowi sudah selesai masanya. Sudah dua periode beliau menjabat sebagai Presiden RI sesuai Undang-Undang kita. Beliau merasa tidak mungkin lagi untuk mencalonkan diri sebagaimana diamanatkan undang-undang. Karena itu tidak salah beliau mempersilahkan para pembantunya untuk ikut Capres menggantikan dirinya. Bagi penulis, ini adalah suatu kebanggaan dan sekaligus bentuk kerendahan hatinya. Sampai dengan periode ini kita baru memiliki seorang presiden 'sesederhana namun bersahaja' dalam diri Ir. Joko Widodo.

Ketiga, Kaderisasi yang berhasil. Kita dapat membaca 'pikiran' Bapak Presiden Jokowi. Mungkin hanya Presiden Joko Widodo yang demikian. Kalau presiden lain, selain Jokowi, sudah tentu kalau mendengar ada Menterinya yang mau calonkan diri menjadi Presiden pasti akan dipanggilnya dan diberhentikan sebagai menteri. 

Karena sebagai Presiden, beliau pasti menjagokan Capres dari partai yang telah mengusungnya hingga menjadi Presiden. Tapi itu tidak beliau lakukan. Itulah tipe seorang pemimpin sejati yang mau membiarkan para pembantunya alias kader-kadernya untuk ikut berkompetisi sebagai calon presiden RI 2024. Dan kalau dari menteri-menterinya itu nanti berhasil terpilih menjadi Presiden RI ke-8, itu juga tidak terlepas dari keberhasilan kaderisasi sang Presiden.

Penulis mencoba untuk mengingat-ingat kembali masa-masa Presiden RI  ke-1 sampai ke-6 untuk menemukan adakah menteri yang ikut capres? Tapi tidak menemukan. Kalau ada pembaca yang menemukan ada Menteri di zaman presiden yang lain yang ikut capres bisa koreksi di sini. 

Menteri Capres 2024 merupakan pengalaman pertama dan itu hanya ada pada keberanian seorang Joko Widodo untuk memanggil dan memakai jasa seorang Ketum Partai menjadi menteri. Karena itu bisa juga dengan mempersilahkan Menteri Capres 2024, merupakan sebuah bentuk terima kasih dari Presiden Joko Widodo. Saya dapat membacanya demikian.

Sebagai bentuk ungkapan terima kasih dari menteri-menteri yang disilahkan Presiden untuk capres 2024, mereka seharusnya menjalankan tugas-tugasnya dengan lebih baik untuk mendukung visi dan misi Presiden.

Terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah melakukan kaderisasi bagi menteri-menterinya untuk menjadi penggantinya sebagai capres 2024.

Atambua, 11 November 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun