KISAH
Sapurata adalah seorang bapak keluarga yang memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Di mata keluarga, bapak Sapurata sangat disegani karena selalu tampil alim, ramah, rajin berdoa, dan bahkan diberi kepercayaan oleh masyarakat setempat sebagai Kepala Desa.
Sejak menjadi Kepala Desa, perlakuan Sapurata terhadap istri dan ketiga anaknya sudah lain. Kata-katanya kotor dan kasar, sulit senyum, dan maunya menang sendiri. Ia sering terlambat pulang rumah dengan alasan masih ada rapat di kantor desa dan sejumlah alasan lainnya.
Berhadapan dengan tingkah bapak Sapurata itu, istri dan anak-anak mulai bertanya, "Bapak dulu lain, sekarang lain". Mereka bahkan berpikir, ataukah memang menjadi Kepala Desa harus seperti itu.
Walaupun tingkah bapak Sapurata seperti itu, namun tidak pernah mematahkan semangat pelayanan kasih sang istri dan ketiga anaknya. Sekalipun bapak Sapurata pulang rumah sudah larut malam, namun sang istri yang lugu, polos dan sederhana itu tetap setia menanti untuk membukakan pintu, bahkan melepaskan sepatu dan kaos kakinya.
Beberapa saat kemudian sang istri dikejutkan dengan berita dari tetangganya bahwa suami tercinta tertangkap basah dengan seorang janda muda. Sang istri yang sederhana dan lugu itu menjadi shock dan stress berat.(Tim APP-KA)
PESAN UNTUK HIDUP:
 1.  Banyak orang gila jabatan: sebelum menjabat sesuatu, ia mengatakan 'saya tidak sebagai...', tetapi ketika sudah menjabat sesuatu, yang lain mulai disingkirkan termasuk orang-orang yang dikasihinya.
2. Â Sebuah nasehat sangat berguna, jangan membiarkan diri kita hanya dikuasai oleh hasrat untuk sukses, tetapi juga hasrat untuk selalu bersyukur. "Anda akan menjadi sekecil hasrat yang menguasai anda, sebesar cita-cita anda yang dominan" (James Allen).
3. Â Hai bapak-bapak, janganlah bertindak seperti bapak Sapurata, tetapi bersikaplah lembut dan bersahaja dihadapan istri dan anak-anakmu!
4. Â Kitab Suci berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Amsal 4: 23).
Atambua, 2 Oktober 2021