Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remah-remah Kehidupan (4)

18 September 2021   22:49 Diperbarui: 18 September 2021   22:55 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

RUMAH DAN KEBUN BINATANG

KISAH

Bapak Bernadus dan ibu Dina mempunyai tiga orang anak, masing-masing bernama Joni, Mery dan Atus. Sejak anak-anak masih kecil, bapak Nadus dan ibu Mina menerapkan pola pendidikan yang sungguh-sungguh keras. Dengan maksud  melatih anak-anak  untuk bekerja rajin, disiplin, taat, menghargai orang lain, dan sebagainya. Karena itu kalau anak-anak tidak taat dan tidak ikut kemauan orang tua, biasanya bapak Nadus cepat marah. Maklum bapak Nadus menderita darah tinggi! Bukan hanya itu, dia juga cenderung memanggil nama anak-anaknya dengan nama binatang, misalnya asu (anjing), fafi (babi), kerawa (kera), alaut (suanggi), dan lain-lain.  Tanpa disadari oleh pasutri ini, ternyata cara tersebut melukai hati anak-anak sejak kecil.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun demi tahun kepahitan ini makin memburuk. Kesabaran anak-anak pun mulai menipis. Maka pada suatu saat, ketika bapak Nadus memanggil mereka dengan nama binatang, Joni si sulung itu spontan protes:

“Bapak, kami ini manusia, bukan binatang. Kami ada nama masing-masing. Kalau kami ini anjing, babi dan kera berarti bapak juga anjing, bukan? Jadi, bapak tolong panggil nama kami, karena rumah ini bukanlah kebun binatang!”  

Terhadap reaksi protes Joni itu, bapak Nadus pun mulai sadar akan kelemahannya. Lalu ia dengan lembut mengatakan kepada anak-anak: “Bapak hanya kasar di mulut saja, tapi hatiku sangat lembut!” (Tim APP-KA)

PESAN UNTUK HIDUP:

 1.  Anak adalah titipan Tuhan melalui orang tua untuk menjadi berkat bagi dunia, maka anak harus diterima dan dihargai sebagai mutiara yang tiada tara bagi orang tua.

2. Janganlah memelihara binatang buas di dalam rumahmu, sebab suatu ketika Anda akan diterkamnya. Janganlah jadikan rumahmu kebun binatang, sebab suatu saat binatang-binatang itu akan bangkit menyerang dan membinasakanmu!

3. Jadikanlah rumahmu itu rumah doa. Rumah doa berarti di sana Allah bersemayam, maka jagalah hatimu supaya jangan sarat oleh pesta pora dan hawa nafsu.

4. Biarkanlah hal-hal yang baik bersinar dan memancarkan cahaya kemuliaan Tuhan dari dalam rumah, tempat Anda menabur dan menuai cinta kasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun