Mohon tunggu...
Penulis
Penulis Mohon Tunggu... Musisi - Train Your Mind

Tak sebaik yang terucap,tak seburuk yang terpikir

Selanjutnya

Tutup

Love

Apa Hal Terburuk yang Pernah Kau Lakukan?

15 September 2022   12:20 Diperbarui: 15 September 2022   12:25 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Sungguh menakjubkan bagaimana orang-orang tidak menerima diri mereka sebagai mereka adanya . Saya ingat satu kisah kecil yang sangat indah , ketika pertama kali kami tiba di Indonesia. Ada seorang nyonya tua , ia sedang sekarat akibat kanker, dan saya tengah memberinya nasihat dan menjadi sahabat baginya sampai momen akhirnya.

Suatu hari , di kantor wihara , saya bertanya kepadanya," Baiklah jika ibu tinggal memiliki beberapa Minggu tersisa untuk hidup , apasih hal terburuk yang pernah ibu lakukan dalam hidup ?" Saya menanyakan ini kepadanya , dan saya berjanji tidak akan bilang kepada siapapun berhubung Saya adalah orang yang tidak pernah melanggar janji , namun saya yakin binatang jalang  itu tidak punya "apa-apa"  . Saya telah menceritakan kisah ini ke ratusan bahkan ribuan orang , sebab saya pikir kisah ini sungguh indah.

Dia adalah nyonya berumur enam puluh tahun, dan ketika ditanya ,"Apasih hal terburuk yang pernah ibu lakukan dalam hidup?",sesaat ia menoleh ke 'kiri' dan ke 'kanan' , tampak was-was dan takut, namun ia akhirnya membulatkan tekad juga . Jika ia bisa menceritakan kepada orang , ia biasa menceritakannnya kepada seorang biksu. Karena Ia biasa mempercayai biksu. Sesungguhnya Anda seharusnya tetaplah mempercayai biksu , ha-ha-ha.

Ia lalu berkata sekali saja sepanjang dan  seumur hidupnya, Ia tidak pernah mencium suami orang lain. Lalu saya berkata,"Jika itu hal terburuk yang pernah ibu lakukan dalam hidup ,itu sih cukup payah kok!" Apasih hal terburuk yang pernah Anda lakukan dalam hidup Anda ? Tidak buruk-buruk amat kan ? Cuma mencium suami perempuan lain ? Namun yang luar biasa adalah , ketika ia sudah mengakuinya , ia melihatnya bukan sebagai hal yang besar lagi .

Ketika rahasia itu masih tersimpan dalam diri kita , kita begitu takut memberitahukannya kepada siapapun dan karena takut , kesalahan kecil itu berubah menjadi raksasa ! Sungguh merupakan pelepasan menakjubkan baginya untuk bisa mengatakannya kepada orang lain, dan menyadari bahwa itu bukanlah hal yang sangat dan sangat buruk sekali ,"hanya mencium" Ia tokh tidak sampai tidur dengan suami orang atau berzina . Padahal, aslinya runyam itu !

Jadi ketika kita melihatnya dengan cara itu, nyonya ini merasa jauh lebih baik, karena itu adalah sesuatu yang menyebabkan ia membenci dirinya sendiri. Ia tidak pernah merasa dirinya baik, ia merasa bersalah , dan mungkin saja itu yang menyebabkan kankernya. Bisa saja , sebab ketika kita memiliki kebencian terhadap diri sendiri, seluruh sistem tubuh kita , dan batin kita, mulai kacau. Saya tidak mengatakan bahwa mencium suami orang lain adalah hal yang baik, kita tetap saja membuat kekeliruan yang  mendalam . Apa yang kita bicarakan adalah tentang kasih "agape" , tidak membenci diri sendiri, yakni dengan menerima kesalahan itu, memaafkan kesalahan itu , dan belajar dari kesalahan itu.  Kita menyebut hal ini sebagai cara AFL (Acknowledge, Forgive and Learn) : akui , maafkan,dan belajar.

Kita mengakui bahwa kita melakukan kesalahan, kemudian kita memaafkannya. Memaafkan berarti kita tidak memiliki kebencian diri dan kita tidak menghukum diri kita sendiri. Malangnya lagi, di masyarakat kita  jika kita melakukan sesuatu yang salah, kita meminta hukuman. Aneh sekali , kita tidak bisa memaafkan diri kita sendiri. Perilaku ini hampir seperti kita dicuci otak (brain washing) dan menghancurkan/mematikan batin kita . Kita berpikir jika kita melakukan sesuatu yang salah maka kita harus dihukum, jika tidak ada seorangpun yang menghukum kita , maka cukup kita yang menghukum diri sendiri.

Ini semua disebabkan karena rasa bersalah. Rasa bersalah adalah pemikiran bahwa ketika kita berbuat salah, harus ada hakim yang muncul , duduk di bangku kayu, dan mengeluarkan vonis : hukuman Anda! Kemudian kita membuat rasa bersalah dan kebencian diri ini terus bergandengan, hingga jika kita tidak dihukum , kebencian diri itu sudah selayaknya menjadi hukuman kita.

Seperti nyonya itu , ia tidak mencium suami orang lain , ia melihatnya sebagai sejenis hukuman. Alih-alih melepas , memaafkan , dan terbebas darinya . Cukup terima, maafkan , dan belajar dari kamu supaya kita tidak melakukannya lagi. Ketahuilah mengapa kita melakukannya, dan lihatlah hal itu sebagai tindakan yang bodoh bukan orang yang bodoh, dan lepaskan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun