Mohon tunggu...
Yosafati Gulo
Yosafati Gulo Mohon Tunggu... profesional -

Terobsesi untuk terus memaknai hidup dengan belajar dan berbagi kepada sesama melalui tulisan. Arsip tulisan lain dapat dibaca di http://www.yosafatigulo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semoga Setya Novanto Segera "Sembuh"

20 November 2017   21:29 Diperbarui: 21 November 2017   22:30 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setya Novanto (http://www.tribunnews.com/nasional/)

Sudah dua kali Setya Novanto masuk rumah sakit karena sakit. Pertama, ia masuk rumah sakit saat ditetapkan jadi tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi e-KTP. Ia sampai dibelit berbagai selang penyelamat hidup. Ada selang oksigen, selang pengukur jetak jantung, selang infus. Tapi semua selang itu, kabarnya, hanya peragaan. Simulasi.

Pada saat "kritis" itu persidangan praperadilan yang diajukannya melawan KPK tengah diproses di Pengadilan Umum Jakarta Selatan. Hebatnya, begitu dia dinyatakan menang pada sidang praperadilan, kondisi fisiknya yang mengenaskan tiba-tiba berubah. Ia tampak sangat segar. Langkah kaki dan raut mukanya memang seperti orang sakit, loyo, tapi sinar matanya menyimbolkan kesegaran jiwanya.

Kedua, ia masuk RS gara-gara mobilnya menabrak tiang listrik sehari setelah KPK gagal menjemputnya secara paksa di kediamannya 15/11/2017. Pasalnya, setelah KPK kembali menetapkannya sebagai tersangka kasus yang sama, ia tak kooperatif. Ia sudah dipanggil berkali-kali oleh KPK, tapi tak sekalipun ia penuhi. Rencana KPK menjemputnya paksa, malahan ia sudah tahu sebelumnya. Itulah sebabnya sebelum petugas KPK datang, Ketua DPR RI dari Golkar daerah pemilihan NTT itu sudah lebih dulu mengambil langkah seribu entah ke mana.

Kendati ia duduk di jok belakang sopir, ia dikabarkan mengalami luka-luka serius di berbagai bagian tubuhnya. Bahkan menurut pengacaranya, Fredrich Yunadi, di bagian wajah dan kepala Setya Novanto ada yang benjol-benjol.

Keadaan itu memang aneh. Soalnya, sopirnya sendiri, Hilman, tidak apa-apa. Ia segar bugar walaupun bagian depan mobil rusak berat karena benturan keras dengan tiang listrik, namun sopir yang juga jurnalis Metro TV itu tidak mengalami cidera.

Kali kedua ini, kondisi fisik Novanto juga mengenaskan. Pada gambar-gambar yang dipublikasi berbagai media, tampak bahwa mata Setya Novanto tertutup semua. Kondisi fisiknya terkesan sangat parah. Belitan berbagai selang saluran zat penyelamat hidup juga dipasang sama seperti sebelumnya.

Ingin Cepat-Cepat ke Kantor KPK?

Ada yang mengatakan bahwa tabrakan yang menciderai Setya Novanto itu ada kaitannya dengan gagalnya KPK menjemputnya secara paksa sehari sebelumnya. Setelah gagal, KPK menyarankan agar Setya Novanto menyerahkan diri saja. Di luar dugaan, saran tersebut ternyata disambut antusias oleh Setya Novanto. Sampai-sampai ajakan Hilman agar ia on air lebih dahulu di Metro TV kemudian ke KPK ditolaknya mentah-mentah.

Sepertinya Setya Novanto ingin segera tiba di kantor KPK. Saking bersemangatnya, ia dikabarkan memerintahkan Hilman memercepat laju kendaraan. Si sopir yang jurnalis itu pun tak banyak bicara. Ia langsung memacu kecepatan mobil. Mungkin saja wibawa kata-kata Setya Novanto turut menularkan semangat ke hati Hilman sehingga ia juga ingin cepat-cepat sampai di kantor KPK.

Saking semangatnya, dalam keadaan terus berbicara via telepon genggam miliknya, dari kejauhan mungkin tiang listrik tampak seperti jalan lurus bebas hambatan dalam pandangan Hilman. Oleh sebab itu, tanpa pikir panjang ia langsung membelokkan arah mobil ke tiang listrik. Ternyata, brakkk...! Bukan jalan lurus. Tapi tiang listrik yang terbuat dari besi.

Pertanyaannya, apakah besi itu bisa disalahkan dengan tuduhan telah menghalang-halangi niat baik Setya Novanto untuk menyerahkan diri kepada KPK? Apakah si sopir dapat dinilai mencelalakan Setya Novanto karena menabrakkan mobil? Ataukah anggapan salah si sopir terhadap tiang listrik yang perlu dijerat secara hukum karena menjadi faktor penghalang upaya Setya Novanto sampai di KPK?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun