Mohon tunggu...
Yosafati Gulö
Yosafati Gulö Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Warga negara Indonesia yang cinta kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Kivlan Zen Menjerat Leher Sendiri, Amien Rais Cuci Tangan

13 Juni 2019   14:54 Diperbarui: 13 Juni 2019   15:24 2131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ternyata, sikap lembut dan ajakan itu hanya strategi agar dianggap sudah tobat. Dia mengira dirinya terbebas dari intaian polisi. Ajakan people power pun tidak dia gaungkan seperti sebelumnya.

Di balik itu, KZ ternyata memiliki niat jahat lain. Ia menggunakan kesempatan demo besar-besaran tanggal 21-22 Mei. Ia merencanakan strategi diam-diam, menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi empat tokoh nasional dan salah seorang pemimpin lembaga survey.

Namun, sepandai-pandai KZ membungkus bingkai busuk tetap saja tercium aparat. Ekor niat jahat itu mau tidak mau membuatnya mengikuti jejak Eggi di ruang tahanan sejak 30 Mei 2019. Kita bersyukur orang-orang yang dijadikan target tidak melakukan balas dendam. Yunarto malah menyatakan memaafkan KZ.

Amien Rais cuci tangan?
Panggilan yang sama dikenakan juga kepada AR tanggal 24 Mei 2019. Sama seperti KZ sebelumnya, AR tidak diapa-apakan. Ia malah memuji polisi dalam pemeriksaannya. Bagi dia polisi ramah dan memerlakukannya sangat baik.

Gerakan people power yang sempat diubahnya menjadi "Gerakan Kedaulatan Rakyat" tidak sampai membuatnya mengikuti jejak Eggi dan KZ. Sambil membawa buku berjudul "Jokowi People Power" terbitan Gramedia, karya Bimo Nugroho dan M. Yamin Panca Setia, AR berkata gerakan yang digagasnya sesuai dengan undang-undang. Tidak ada pelanggaran di situ, katanya kepada media.

Menurutnya, keterangan tersebut diberikan kepada polisi saat diperiksa. Polisi paham, katanya. Ada kemungkinan keterangannya itu benar sehingga sampai saat ini AR bisa bernafas lega. Dari tiga belas orang yang tengah diselidiki atas dugaan makar seperti Eggi dan KZ, AR terlewatkan.

Sampai di sini tampak keunggulan AR. Strategi KZ masih kalah dengan strategi AR. AR tampak lebih lihai berkelit ketimbang KZ. Sejak KZ ditahan, AR yang biasa menggebu-gebu, tampak tiarap. Tidak lagi bilang polisi salah atau gegabah menangkap KZ seperti kebiasaannya.

Sikap itu makin memerlihatkan AR cuci tangan. Persahabatannya dengan Eggi dan KZ seolah tak pernah ada. Malahan terkesan ia tak mengenal Eggi dan KZ. Semua janji setia mereka ketika menggagas people power dilupakan AR. Seolah ia berkata itu tanggung jawabmu sobat.

Pertanyaannya, apakah strategi ini akan menyelamatkan AR dari dugaan makar? Apakah ia akan menjadi jinak karena takut dibui?

Mari kita tunggu proses selanjutnya. Yang jelas, ada pepatah yang mengatakan, "Sepandai-pandai tupai melompat, sekali saat akan jatuh juga". Semoga pepatah ini tidak berlaku bagi AR.

Saya sendiri tidak menghendaki AR maupun KZ dibui. Dalam usia sepuh seharusnya keduanya beristirahat dari kegiatan politik praktis. Lebih baik melakukan hal-hal bermakna bagi bangsa dan negara. Entah dengan menulis maupun menjadi pembicara di berbagai pertemuan ilmiah. Dengan begitu mereka dapat menjadi teladan bagi kaum muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun