Mohon tunggu...
Yosafati Gulö
Yosafati Gulö Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Warga negara Indonesia yang cinta kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masih Perlukah Pertemuan Jokowi dan Prabowo?

5 Juni 2019   08:59 Diperbarui: 5 Juni 2019   09:18 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://nasional.kompas.com

Sikap Prabowo menolak pertemuan saat itu memang bisa dipahami. Dengan mengadakan pertemuan antara dirinya dan Jokowi, sama halnya Prabowo menerima kekalahan yang telah ditunjukkan hasil hitung cepat. Bagi dia, hal itu pantang terjadi. Jauh-jauh hari ia sangat yakin bahwa dirinyalah yang menang. Bukan saja menjelang, saat, dan setelah pemungutan suara Pilpres 2019, tetapi sejak Pilgub DKI tahun 2017.

Situasi Politik dijamin stabil

Sekarang, situasinya beda. Suhu politik sudah turun. Ketegangan antar kedua kubu mulai melemah. Lebih kondusif. Beberapa provokator, penggerak, dan penghasut massa melakukan people power sudah diamankan. Memang belum semuanya. Namun, percayalah ketika polisi sudah memiliki alat bukti yang cukup, para provokator tersebut akan diamankan juga.

Para perusuh dan orang yang ditugaskan melenyapkan beberapa tokoh nasional sudah ditangkap juga. Mereka tinggal diproses secara hukum. Kita berharap dalam persidangan nanti mereka akan membeberkan siapa sebenarnya dalang dan penyandang dana aksi kerusuhan.

Jadi, kalau ada yang bilang suhu politik masih panas, mungkin saja benar. Tetapi bukan di kalangan masyarakat. Tetapi, terbatas di kalangan individu atau kelompok tertentu saja. Kemungkinannya ialah individu atau tokoh yang merasa diri dicurangi dalam Pilpres dan/atau yang kecewa karena niat jahatnya membuat kekacauan besar-besaran di Jakarta berhasil dipatahkan Polisi dan TNI. Mereka inilah yang tidak bisa tidur lelap, merasa gerah, panas, kendati keadaan politik sudah mulai stabil.

Bahwa ada potensi ketegangan saat-saat persidangan gugatan Prabowo-Sandi di MK tentu saja benar. Namanya saja potensi. Tapi rakyat tak perlu khawatir. Sepanjang Polisi dan TNI memegang teguh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit yakinlah keadaan Indonesia aman.

Kalau demikian apakah pertemuan Prabowo dan Jokowi masih perlu? Tentu saja perlu. Tapi tujuannya bukan mendinginkan suhu politik lagi, karena suhu politik sudah dingin. Kalau didinginkan lagi malah rusak. Bisa berubah seperti es, dingin, mengeras, dan kaku.

Kalau memang pertemuan khusus hendak dilaksanakan, maka tujuannya sekedar selaturahmi biasa sebagai sesama anak bangsa. Pertemuan yang umumnya terjadi saat lebaran untuk saling bermaaf-maafan atas segala kesalahan entah disengaja maupun tidak, termasuk selama proses Pilpres. Lebih baik lagi kalau pertemuan itu turut melibatkan para tokoh lain seperti para pimpinan partai untuk membangun silaturahmi.

Pada hemat saya, hal tersebut jauh lebih penting dari pada pertemuan antara Jokowi dan Prabowo semata. ***

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H bagi admin Kompasiana, teman-teman Kompasianer, dan para pembaca yang merayakannya.

Mohon maaf yang setulus-tulusnya kalau ada tulisan saya yang, karena kelalaian, sempat menyakiti hati teman-teman dan pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun