Mohon tunggu...
Yosafati Gulö
Yosafati Gulö Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Warga negara Indonesia yang cinta kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ketika Uang Bicara, Demonstran Gelap Mata, Tanggung Jawab Para Penggagas apa?

24 Mei 2019   15:52 Diperbarui: 24 Mei 2019   16:43 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.liputan6.com

Dari situ diketahui bahwa seandainya ada anggota partai dan Ormas pendukung Prabowo-Sandi yang terlibat, sangat mungkin bukanlah pejabat penting, penambil kebijakan. Mereka adalah bawahan atau orang yang mau dan bisa disuruh-suruh dalam komunitasnya. Bisa saja karena loyal, sukarela, dan bisa juga karena dibayar.

Secara fisik tidak merusak

Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, memang turut hadir di tengah-tengah massa. Namun, bukan melempar batu atau bom molotov. Ia hanya pelempar pernyataan-pernyataan provokatif yang membakar semangat massa.

Ratusan purnawirawan TNI dan Polri pendukung Prabowo-Sandi, yang tergabung dalam Front Kedaulatan Bangsa (FKB), sebelumnya juga diwartakan akan ikut berdemo. Diantaranya Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Syamsuddin, dan Komjen Pol (Purn) Sofjan Jacoeb.

Mereka mengaku mau membantu rakyat yang berjuang untuk menegakkan kedaulatan rakyat. Itu dikatakan oleh Ketua Panitia Silaturahmi FKB, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto dalam jumpa pers usai pertemuan tertutup mereka di Hotel Grand Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan, Senin 20/5/2019. (Sindonews.com).

Tetapi apakah mereka turut merusak? Tampaknya tidak sampai ke situ. Para mantan pejabat yang sudah sepuh itu, diduga tidak melakukan kekerasan fisik. Mereka cukup berdiri di dekat massa sambil teriak-teriak memberi semangat seperti Fadli Zon.

Ada beberapa kemungkinan mengapa mereka mendukung gerakan massa. Boleh jadi sekedar ungkapan rasa solidaritas kepada Prabowo karena merasa seide dan sepemikiran. Mungkin juga termakan isu hoax tentang Pemilu curang yang selalu dihembuskan sebelum sampai sesudah pemungutan suara.

Tetapi ada yang lebih berbahaya. Apabila motif mereka mendukung demonstrasi dilatarbelakangi rencana people power sebelumnya, maka mereka perlu diwaspadai. Sebagai pensiunan TNI dan Polri, mereka sangat paham hakekat people power. Bukan sekedar unjuk rasa biasa. Tetapi suatu upaya menggulingkan pemerintahan yang sah untuk merebut kekuasaan dari Jokowi-ma'ruf Amien sebagai Pasangan Capres-Cawapres terpilih.

Akibat perusakan

Apa pun motivasi para perusuh, massa pendukung Prabowo-Sandi, para pensiunan TNI dan Polri, namun ada fakta korban jiwa dan barang yang tak seluruhnya bisa dinilai secara matematis.

Gambar: http://www.tribunnews.com/
Gambar: http://www.tribunnews.com/
Kerugian material memang bisa dihitung. Selain kerusakan bangunan dan kehilangan omzet seperti di Pusat perbelajaan Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, peliburan karyawan di beberapa perusahaan, penjarahan beberapa toko klontong dan warung kopi, perusakan puluhan mobil, perusakan berbagai fasilitas umum, termasuk pembakaran beberapa pos polisi di Jakarta, di Pontianak, dan Madura, pasti bisa dikalkulasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun