Mohon tunggu...
Yostan Absalom Labola
Yostan Absalom Labola Mohon Tunggu... Guru - Sederhana

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kelapa Sawit, Antara Keuntungan dan Dampak Ekologi

26 Januari 2018   12:42 Diperbarui: 26 Januari 2018   13:02 5433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: www.metrotvnews.com

Sawit merupakan salah satu tumbuhan dengan banyak manfaat. Sawit merupakan bahan baku pembuatan minyak goreng, bahan bakar biodiesel, pelumas, mentega, pomade, lotion dan beberapa cream kulit, serta penetralisir rasa pedas. Selain manfaat sebagai bahan baku, Kelapa Sawit memiliki peran besar dalam mendongkrak sector perekonomian di Indonesia melalui bidang pertanian.

Tidak mengherankan beberapa daerah di Indonesia, ada banyak  perusahan-perusahaan besar yang membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit.

Untuk  membuat perkebunan Sawit, diperlukan lahan yang luas sehingga tidak dipungkiri masyarakat menjual lahan mereka untuk suatu nilai uang demi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Disinilah letak persoalan, semakin besar kebutuhan hidup semakin besar pula dampak kerugian dari berbagai sisi kehidupan manusia.

Memang benar, dengan kehadiran perusahaan perkebunan Kelapa Sawit bermanfaat bagi masyarakat setempat untuk memperoleh pekerjaan demi pemenuhan kebutuhan hidup. Disisi lain, perlu diketahui bahwa segala sesuatu yang dilakukan di Planet ini pasti ada dampak baik dan buruknya.

Sejauh ini, hanyalah dampak menguntungkan dari Sawit yang ditemui. Sementara dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit minim ditemukan informasinya. Padahal dampak negatif yang di timbulkan dari pembukaan lahan secara besar-besaran untuk perkebunan Kelapa Sawit beragam.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, masyarakat tidak peduli bahkan mengabaikan berbagai bencana alam yang sering terjadi. Masyarakat berpikir bahwa bencana terjadi sesuai dengan musimnya, "kalau musim hujan, banjir dan kalau musim panas adalah  kemarau". Karena itu, saya mencoba memberi informasi penting kepada pembaca melihat sisi negatif dari perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah Kutai Barat.

Pembukaan lahan secara besar-besaran untuk perkebunan Sawit, menjadi penyebab kurangnya pepohonan besar akibat pembukaan lahan menyebabkan habitat ekosistem hutan terancam punah, tanah kekurangan unsur hara (Kalium, Sulfur, Kalsium, Magnesium, Besi, Boron, Tembaga, Mangan, dan unsur lainnya), pembukaan lahan melalui pembakaran menjadi sumber asap luar biasa yang mempengaruhi kesehatan manusia bahkan terjadi berbagai masalah lainnya.

Selain itu, Kelapa Sawit merupakan tumbuhan monokotil, berakar serabut, menyerap air tidak seoptimal tumbuhan dikotil. Artinya tumbuhan Kelapa Sawit tidak mampu menyimpan air sehingga bila terjadi hujan, penyebab banjir dan longsor.

Kiranya artikel ini menjadi informasi sehingga menjadi pertimbangan dalam pembukaan lahan secara besar-besaran untuk Sawit. Mari Berpikir ke depan bahwa masih ada generasi berikut yang perlu merasakan indahnya alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Oleh : Diana Rosanti dan Yostan A. Labola

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun