Mohon tunggu...
Yoori
Yoori Mohon Tunggu... Lainnya - Selalu optimis dan melakukan yang terbaik.

Let's find our happiness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19 Masih Belum Usai, Seluruh Pembelajaran Dilakukan Secara Daring, Lalu Bagaimana Efeknya terhadap Siswa?

24 September 2021   20:00 Diperbarui: 4 April 2023   23:17 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Covid-19 memang masih menginfeksi banyak orang di seluruh dunia, dan belum ada kepastian kapan virus ini akan benar-benar menghilang sehingga kita semua dapat beraktivitas normal kembali seperti sedia kala. 

Pandemi ini mempengaruhi hampir semua aspek termasuk pendidikan. Banyak sekolah-sekolah yang tutup akibat pandemi yang mengharuskan sekolah tidak mengadakan aktivitas tatap muka secara langsung. Seluruh kegiatan belajar mengajar harus dilaksanakan secara daring (dalam jaringan atau online) sebagai salah satu upaya untuk menghentikan penyebaran virus Covid 19 ini.

Tentunya bagi masyarakat yang tinggal di desa dengan banyak sekali perubahan ini pastinya mengalami sedikit kesulitan untuk bisa beradaptasi, seperti jaringan yang masih sulit, perangkat yang belum kompatibel, banyak pula yang masih gagap teknologi (gaptek). 

Bagi sebagian guru pun perubahan ini tentunya juga memiliki efek yang cukup besar, mulai dari perombakan sistem mengajar, dan banyak aspek yang memerlukan perangkat yang memadai, sehingga mereka harus siap untuk dapat beradaptasi pada sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang baru.

Pandemi ini pula mengubah sistem belajar anak yang pada awalnya berfokus di sekolah sebagai tempat belajar, saat ini mereka justru harus belajar dan bersekolah dari rumah. 

Tentunya akan ada banyak hal yang menghambat mengenai sistem belajar online ini, salah satunya ketika anak yang mulai merasa stres, jenuh, dan minat untuk belajar menurun akibat banyaknya tugas dan materi sekolah yang mungkin tidak tersampaikan secara maksimal akibat sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) ini menjadikan anak justru banyak menghabiskan waktu mereka untuk menggunakan smartphonenya bukan untuk belajar melainkan mengakses hal lain diluar pembelajaran. 

Hal ini juga menjadikan banyak wali murid yang waspada dan mengkahawatirkan kondisi anak yang setiap harinya harus terpapar layar gadget dan tak jarang dari mereka yang menjadi malas untuk belajar karena terlalu asyik bermain dengan gawainya, tentunya lama kelamaan anak akan merasa bergantung dengan gadgetnya dan menyebabkan terjadinya kecanduan gadget.

Kecanduan gadget sangatlah berbahaya bagi anak-anak, karena selain efek samping yang ditimbulkan cukup berat ada pula efek lain yang akan menyebakan kondisi mentalnya juga terganggu. 

Anak-anak yang kecanduan gadget biasanya ditandai dengan ia yang akan menjadi sangat sensitif apabila kegiatannya dengan gadget kesayangannya diusik oleh kegiatan lain. 

Anak cenderung akan merasa candu dengan seluruh hal yang ia mainkan dengan gadgetnya, seperti misalnya bermain game online ataupun mengakses konten-konten hiburan di beberapa platform yang saat ini sangat digemari banyak orang. 

Tak jarang pula mereka menggunakan gadgetnya untuk sekedar menonton kartun kesayangan mereka hingga larut malam dan pada akhirnya mereka justru kurang tidur dan tidak bersemangat untuk belajar keesokan harinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun