Mohon tunggu...
Yopi Ilhamsyah
Yopi Ilhamsyah Mohon Tunggu... Dosen - Herinnering

Herinnering

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri di Kampus Unsyiah

29 April 2021   12:40 Diperbarui: 29 April 2021   12:46 2990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana malam di salah satu sudut Kampus Unsyiah, Banda Aceh (Dokumentasi Pribadi).

Peredaran benda-benda angkasa terhimpun dalam sebuah kearifan lokal bernama Keuneunong, digunakan sebagai acuan musim hujan dan waktu tanam padi serta nelayan pergi melaut dalam adat istiadat Aceh tempo dulu. Pergeseran musim akibat perubahan iklim  ditambah polusi udara yang menyulitkan penerawangan benda-benda langit secara kasat mata, kearifan lokal ini mulai ditinggalkan masyarakat Aceh. Namun demikian, kemajuan teknologi yang semakin baik dalam prediksi cuaca dan iklim dapat kita integrasikan ke dalam Keuneunong, sehingga warisan budaya otentik Aceh ini masih dapat diandalkan dalam fungsinya sebagai rujukan baik untuk kalender tanam, peringatan dini hingga waktu melaut dan menangkap ikan di Aceh.

Kala asyik berselancar di dunia maya mengamati konstelasi bintang pada fase Astronomical Twilight di langit Banda Aceh, hembusan udara dingin dari AC serta pertukaran udara malam lewat celah jendela kaca membuat saya lebih cepat merasakan panggilan alam (nature's call). Sebelum menyeruput kopi, saya telah lebih dulu meneguk beberapa gelas air untuk melepas rasa haus sekaligus meredakan ketegangan pada otak setelah dipaksa berpikir seharian penuh.

Saya segera meluncur menuju toilet yang berada di wing barat.

Sekeluar dari rest room saya kembali memasuki koridor. Riuh gemuruh suara angin di luar terdengar nyaring layaknya suara siulan besar ketika menerobos celah jendela di depan lobby lantai III yang menghadap ke utara.

Suasana koridor gelap gulita, hanya lampu ruangan saya yang menyala. Belakangan saya baru mengetahui jika tersedia saklar untuk menghidupkan penerangan di sepanjang koridor.

Saya berjalan santai dan berbelok ke arah pintu. Saat akan membuka pintu, saya sempat menoleh ke arah tangga. Saya terkaget dan melompat ke belakang secara spontan kala melihat sesosok orang seperti melayang menuruni tangga menuju lantai II. Orang tersebut berbadan besar dan cukup tinggi kira-kira 2 meter lebih. Sontak saya pun segera meninggalkan ruangan begitu saja, menuruni tangga dengan langkah cepat melalui wing barat hingga tiba di lantai dasar.

Kala pulang mengendarai sepeda motor, saya mencoba menerka penampakan di tangga tadi. Siapakah gerangan? Sementara belum banyak orang ke kampus kala itu. Konon lagi sampai malam, di lantai III pula. Ada gerangan apa orang tersebut di lantai atas tanpa lampu. Lantas siapakah yang saya lihat di tangga?

Beberapa hari berlalu, saya mencoba merekonstruksi kejadian malam itu. Mencoba mensimulasikan bagaimana membedakan orang yang berjalan menuruni tangga dengan orang yang bergerak melayang di tangga.

Saya kemudian memasuki ruang kelas yang berada di seberang tangga lantai III. Ruang kelas dengan pintu sedikit terbuka tampak luas di tengah suasana sepi nan hening namun pengap. Saya berjalan mengitari kelas dari sudut ke sudut, melihat keluar melalui jendela di sisi samping selatan, terlihat jejeran pepohonan cemara menjulang berayun ditiup angin barat sekonyong-konyong menyapa saya. Sesaat akan keluar, saya mengatakan "tolong jangan ganggu saya."

Syahdan suatu sore, pernah pula saat asyik bekerja saya dikejutkan dengan bunyi lagu yang bersumber dari miniatur kincir angin di ruang luar. Saat saya jenguk, suvenir kincir ini tidak bergerak sementara butuh energi pula untuk memutar kincir mini ini guna mendengar dentingan lagu yang ditimbulkan. Lantas siapa yang memutar kincir ini?  

Dedemit di lantai atas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun