Komunitas Bambu adakan bedah buku berjudul “Ekonomi Berdikari Sukarno”. Buku yang ditulis Amiruddin Al-Rahab itu mendapatkan apresiasi positif dari peserta yang mengikuti acara tersebut di Aula Freedom Institute, Jl Proklamasi 41, Menteng Jakarta (26/6) . Sementara, masukan dari penanggap buku, Peter Kasenda, penulis buku-buku tentang Sukarno menambah antusias peserta.
“Ekonomi berdikari Sukarno memberikan orientasi yang jelas ke mana arah ekonomi kita, Sukarno memberikan perhatian pada orientasi mengubah struktur ekonomi dunia, yaitu melepaskan diri dari cengkeraman penjajah” Begitu papar penulis buku. Lebih lanjut, Amiruddin menjelaskan bagaimana watak ekonomi berdikari Sukarno. Menurutnya, persoalan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari peran negara dan salah satu orientasi ekonominya adalah modernisasi pertanian dan mendukung industri yang mendukung pertanian.
Gagasan tentang ekonomi berdikari ala Sukarno ini dicanangkan ketika masyarakat Indonesia masih berjumlah sekitar 70 juta penduduk. Kondisi ekonomi masyarakat waktu itu masih tergantung pada konsumsi beras impor, sementara tenaga kerja Indonesia dihargai dengan sangat murah. Menjawab pertanyaan peserta tentang relevansi ekonomi berdikari saat ini, Peter Kasenda selaku penanggap buku menjawab “Saya kira, ide-ide Sukarno tentang ekonomi berdikari masih relevan, yang dibicarakan Sukarno tentang kondisi ekonomi saat itu ternyata saat ini masih terjadi, kita jadi bertanya ulang, tentu ada yang tidak beres dengan negara ini”.
Melanjutkan pertanyaan tentang relevansi, Amiruddin menjelaskan “ Kalau kita bicarakan ide ekonomi berdikari hanya sebatas marhaen, itu ketinggalan bos, jaman sudah berubah, harus ada pembaruan terus menerus”. Menutup diskusi, dijelaskannya bahwa ekonomi berdikari Sukarno sebagai gagasan berkembang saat itu walau gagal terlaksana, diataranya disebabkan oleh anggaran yang tersedot karena konflik dan perang, produksi padi hancur, tidak ada modal untuk menggerakkan, sampai pada korupsi elit-elit daerah “Nah, kalau kalau Sukarno sudah berhasil mengembangkan ekonomi berdikari yang secara jelas memberikan orientasi ekonomi, pertanyaanya, bagaimana orientasi ekonomi kita sekarang?” pungkasnya. (Yons Achmad).
Foto: Dokumen Pribadi