Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Kompasiana Menolak Menjadi Zombie

17 Oktober 2022   08:46 Diperbarui: 18 Oktober 2022   06:23 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Kompasiana | Foto: Istimewa

Banyak hal baru di Kompasiana. Kesan itu spontan terucap ketika berbincang dengan sejumlah dedengkot Kompasiner yang sempat ikut fase "kebisingan" era 2016-2019.  Tahun-tahun yang melelahkan bukan hanya untuk para Kompasianer yang terlibat secara langsung, namun juga pembaca dan tentunya para admin yang budiman (...ehm).

Jika lebih diperhatikan, ragam inovasi yang dilakukan tim Kompasiana mengarah pada satu tujuan besar seperti yang dikatakan Chief Operating Officer (CCO) Kompasiana Nurulloh yakni mengubah noise menjadi voice yang bermanfaat.

Dalam acara Nangkring bertajuk Learn From The Best yang menghadirkan Christie Damayanti, Kompasianer yang telah menulis 61 buku, di Gedung Perpustakaan Nasional, Sabtu 15 Oktober 2022, Nurulloh menegaskan kembali niatan di balik lahirnya sejumlah program dan rubrik. Intinya, Kompasiana menolak berakhir seperti banyak blog berbasis user generated content (UGC) yang tinggal nama.

Dalam bahasa penulis, Kompasiana emoh menjadi zombie, yang secara keadminan sudah mati namun jasadnya masih gentayangan di alam internet.

Inovasi, inovasi dan inovasi. Berkat itu, Kompasiana masih tetap eksis baik secara keadminan maupun warga penggunanya. Wajah Kompasiana menjadi lebih muda dan berseri seperti Content Superintendent Kompasiana Widha Karina (...ehm) yang menjadi moderator acara Nangkring bertema "Wujudkan Mimpi dengan Menulis".

Bagi penulis, tanpa bermaksud memandang sebelah mata pada program lain, program Infinite yang paling keren, dalam arti sesuai ekspektasi penulis setelah sebelumnya dengan halus disuruh berhenti menulis (...ngopi dulu!).

Program Infinite, yang telah digaungkan beberapa waktu sebelumnya, membuka kesempatan bagi penulis untuk mendapatkan benefit berlipat. Tulisan yang sudah memperoleh reward Kompasiana berdasar keterbacaan (view), mendapat kesempatan untuk kembali meraih honor andai dimuat di platform lain dalam jaringan Kompas Gramedia Group.

dokpri
dokpri

Sejak mendaftar program Infinite beberapa hari lalu, satu tulisan opini penulis yang tayang di Kompasiana sudah dimuat juga di kompas.com. Sayangnya belum tahu berapa honornya karena baru akan diberikan awal bulan mendatang.

Namun berapa pun honornya, program ini membuat penulis jatuh hati (lagi) pada Kompasiana (Mba Widha, nomor Gopay-ku belum berubah). Sebab jika langsung menulis di kompas.com, penulis tidak mendapat honor secara tunai (namun memperoleh keuntungan lain yang sungguh tak ternilai).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun