Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mempertanyakan Riset yang Jadi Dasar Kebijakan Kompasiana

8 Oktober 2021   12:05 Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:17 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusrasi: marketeers.com

Lalu apa yang ingin aku sampaikan?  Aku sangat menghargai riset sebagai bagian dari kerja ilmiah. Namun hal itu bukan alasan untuk tidak memberikan "catatan".

Pertama, aku bukan pakar (aku yakin Google pun tidak mengindeks namaku sebagai pakar). Dari data yang aku paparkan di atas, ternyata tidak benar Google "menyingkirkan" tulisan politik non-pakar.

Kedua, optimasi tulisan dengan keyword atau teknik tertentu bukan segalanya. Tulisan yang aku contohkan untuk "riset" di atas, sama sekali abai terhadap SEO. Tulisan itu sangat polos (seperti penulisnya) jika dilihat oleh pakar SEO.

Mengapa demikian? Algoritma Google berubah-ubah dari waktu ke waktu. Bahkan backlink yang dulu menjadi andalan para pemilik website untuk mendulang "nama" di mesin pencari Google, kini sudah tidak efektif lagi. Dulu (bukan berarti aku sudah tua) jika website kita banyak dikunjungi dari link yang kita tanam di website besar, otomatis performa website kita naik. Sekarang? Mau ratusan kali masuk umpan balik dari website besar, juga ngga ngaruh. Paling sedikit menaikkan nomor urut di Alexa.

Ketiga, beberapa tulisan di Kompasiana yang kebetulan mendapat views lumayan tinggi, murni mengandalkan share ke grup atau komunitas tertentu (sealiran), bukan dari gugling. Bahkan aku mendeteksi ada yang sengaja membuat grup hanya untuk saling tengok tulisan yang dapat diketahui dari prosentase durasi user singgah. Inikah yang dimaui punggawa Kompasiana ketika  "menyuruh" Kompsinaer rajin share link tulisan ke medsos? Mudah-mudahan tidak!

Dari perspektif ini maka tidak heran jika kelak Kompasiana menjadi platform khusus penggemar manga atau anime dalam arti hanya tulisan-tulisan tentang anime yang digemari user yang kini terbentuk akibat kebijakan teranyar.   

Tentu tidak salah. Aku sangat menghargai itu. Dunia terus bergerak. Pun pola pikir, preferensi, hingga bentuk tulisan. Bebas saja Kompasiana mau menjadi platform yang friendly dengan gamer atau menjadi panggung bagi semua golongan seperti sebelumnya. Sebagai pengguna aku tunduk dan hormat.

Keempat, kesimpulan yang diambil para punggawa Kompasiana terkait embargo tulisan politik kurang berdasar. Benar view tulisan politik saat ini rendah karena (salah satunya) tidak ada gelaran politik yang menarik (pemilu, pilkada) dan pergeseran usia user yang berdampak pada perubahan demografi Kompasiana. Tetapi aku yakin Kompasiana bukan platform berbasis UGC yang dibangun demi traffic semata (sekedar tidak mengatakan income). Ada nilai, ada misi edukatif dan yang paling penting misi memberi ruang berbagi untuk semua golongan (penulis).

Panggung itu sekarang njomplang (sayang)!

Bahwa ada UU ITE yang menghantui, aku sedikit paham. Kadang setelah posting tulisan, aku pun sulit tidur karena takut tiba-tiba digedor intel (ingat jaman orba!). Apalagi para punggawa Kompasiana ketika banyak muncul tulisan yang melanggar SnK. Terimalah rasa peduliku.

Namun ada beberapa hal yang mestinya bisa diambil (tanpa bermaksud menggurui). Pemberian centang (label) adalah salah satu saringan untuk itu. Mengapa misalnya tidak digunakan kebijakan yang sama, menggunakan punishment untuk yang melanggar dan memberikan sedikit apresiasi kepada Kompasianer yang sendiko dawuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun