Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Bukan Ganjar atau Puan, Ini 6 Jagoan PDIP di Pilpres 2024

25 Mei 2021   08:31 Diperbarui: 25 Mei 2021   09:21 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto tribunnews.com / kompas.com

Ketiga, Menteri Sosial Tri Rismaharini. Setelah menuntaskan masa jabatan Waali Kota Surabaya dua periode, Risma ditarik ke pusat dengan diberi posisi strategis pada Kabinet Joko Widodo. Bahkan jauh sebelum nama Ganjar berhembus kencang, nama Risma lebih sering disebut oleh kader-kader PDIP.

Keempat, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.  Putra sulung Presiden Jokowi ini memiliki kans besar karena tentunya didukung oleh inner circle Istana.

Kelima, Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan. Meski belum ada pernyataan resmi sebagai kader PDIP, namun kedekatannya dengan Megawati dan keluarga besar PDIP tidak perlu diragukan.

Keenam, Anggota DPR Fraksi PDIP Puti Guntur Soekarno. Keponakan Megawati yang memiliki nama lengkap Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri layak diperhitungkan karena nama ayahnya. Banyak kader-kader senior PDIP yang menganggap Guntur mewarisi kharisma Bung Karno.

Jika terpaksa akan mengambil tokoh luar kandang, siapakan tokoh yang masuk radar PDIP? Ada sejumlah nama potensial untuk disandingkan dengan Puan yakni Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Gubernur DKI Jakaarta Anies Baswedan.

Ingat, tidak pernah ada gesekan antara Anies Baswedan dengan Megawati dan PDIP. Nuansa politik yang seolah menghadapkan Anies dengan PDIP hanya mainan segelintir orang karena adanya kepentingan berbeda.

Dinamika politik selalu cair. Bukankah tidak ada yang menyangka Presiden Jokowi akan menggandeng Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden di periode keduanya? Sebab saat itu dalam posisinya sebagai ketua MUI, Ma'ruf Amin adalah "rival" paling tidak disukai karena ikut menerbitkan fatwa yang menjadi salah satu dasar penetapan Basuki Tjahaja Purnama sebagai tersangka kasus penista agama oleh kepolisian, November 2016 lalu.

Masuknya Prabowo Subianto ke kabinet Jokowi yang menjadi rival dalam dua gelaran pilpres terakhir juga dapat menjadi contoh. Sekeras apa pun tumburan yang pernah terjadi, sejauh mana pun perbedaannya, jika sudah menyangkut kepentingan, lawan menjadi kawan, dan bila perlu teman seperjuangan dikorbankan.    

Jangan juga diabaikan, dalam simulasi survei Litbang Kompas ketika 24 persen pemilih Jokowi disuruh memilih kandidat lain, Anies meraih 1,7 persen.

Meski kalah dari perolehan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (4,9 persen), Ganjar Pranowo (2,8 persen), dan Basuki Tjahaja Purnama (1,8 persen), namun perolehan Anies jauh di atas Tri Rismaharini (1,2 persen), Sandiaga (1 persen), dan Ridwan Kamil (0,2 persen).

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun