Benar, Prabowo masih mendapat kepercayaan dari kader-kader Partai Gerindra. Tetapi komposisi kader, relawan dan pemilih Partai Gerindra tentu sangat cair. Dari fakta selama ini terbukti, pemilih partai tidak linier dengan pemilih kandidat dalam kontestasi elektoral.
Kita menghargai keberadaan lembaga survei sebagai bagian dari pernak-pernik demokrasi. Hasil survei juga dapat dijadikan pelecut kinerja tim sukses kandidat atau calon kandidat baik yang elektabilitasnya diposisikan sedang melejit maupun yang sedang turun.
Namun kita menolak keras hasil survei yang dimaksudkan untuk tujuan lain dengan cara mengabaikan metodologi dan norma demokrasi. Kita menolak rilis hasil survei yang tidak didasarkan pada kondisi sebenarnya.
Apalagi jika survei dimaksudkan untuk menjatuhkan sosok tertentu dengan cara memanipulasi "cara" survei. Hasil survei demikian itu dapat mereduksi makna demokrasi karena masyarakat dijejali dengan informasi bohong.
Sekali lagi kita berharap, hasil survei yang menempatkan elektabilitas Prabowo di posisi teratas benar-benar sesuai kondisi di lapangan saat ini. Tidak dimaksudkan untuk meninabobokan Partai Gerindra agar kembali mengusung Prabowo di Pilpres 2024.
Sebab kita tengah mendorong jago-jago tua untuk mundur dari pentas Pilpres 2024. Berikan kesempatan kepada pemimpin-pemimpin muda.
Khusus bagi Prabowo, tentu bukan laga yang dirindukan jika harus berhadapan dengan Gibran Rakabuming Raka atau Agus Harimurti Yudhoyono di pentas Pilpres 2024. Menang pun tidaklah hebat, apalagi kalah.
Salam @yb
Baca juga: Kudeta Militer, Daw Suu dan Gus DurÂ