Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Politisasi Lockdown di Bawah Ancaman Resesi

22 Maret 2020   08:20 Diperbarui: 24 Maret 2020   18:21 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doni Monardo. Foto: KOMPAS.com/Muhammad Adimaja

Doni Monardo lantas menegaskan, Presiden Jokowi telah menginstruksi kepada Gugus Tugas untuk tidak ada lockdown. Artinya, jika ada daerah yang ingin menutup wilayahnya dan mengajukan ke pusat sebagaimana disampaikan Mendagri Tito Karnavian sebelumnya, dipastikan akan sia-sia.
Dari sinilah kita dapat merasakan kuatnya kepentingan politik kedua kubu.

Kubu kontra lockdown sepertinya takut jika penutupan wilayah akan menjadi trigger terjadinya kerusuhan massal. Sebab meski Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran tersedia jika terpaksa lockdown, tetapi kesiapan distribusi logistiknya diragukan.

Lockdown juga akan berarti terhentinya kegiatan ekonomi secara total. Hal itu dapat mendorong rupiah terjun bebas. Padahal saat ini saja sudah menyentuh Rp 16 ribu per dolar Amerika Serikat, terburuk dalam 20 tahun terakhir. Belum lagi bayang-bayang resesi dan krisis moneter yang sangat mungkin diikuti krisis ekonomi.

Kemungkinan, hal-hal demikian itu yang menjadi pertimbangan utama pemerintah dan kubu yang menolak dilakukan penutupan wilayah.
Sedang bagi kubu pro lockdown, keselamatan manusia harus diutamakan. Jika pun terjadi keterpurukan ekonomi, masih dapat dibangkitkan kembali di masa depan.

Irisan dari kedua kubu ada pada seberapa kuat pemerintah bertahan jika lockdown diberlakukan atau jika tidak diberlakukan. Sebab, jika pun tidak ada lockdown namun pembatasan sosial terus terjadi melewati waktu 14 hari, atau jika setelah 14 hari ternyata sebaran virus korona masih mengganas sehingga social distancing ditambah, bayang-bayang yang kita takutkan bersama dapat juga terjadi.

Bahkan mungkin lebih tidak terkontrol.  

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun