Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Sikap Warga Negara yang Baik Saat Pandemi Covid-19

19 Maret 2020   15:34 Diperbarui: 21 Mei 2021   16:28 65123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo. Foto: KOMPAS.com/Antara

Tidak memborong dengan panik juga berlaku untuk para pemain pasar modal. Ambyarnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang disebut-sebut sudah mendekati Rp 16.000, jangan dijadikan peluang untuk meraih cuan. Ingat, jika sampai terjadi krisis moneter, apalagi ekonomi (riil) mungkin harta yang didapat akan terdampak juga.

Kita tidak berbicara tentang kerusuhan sosial. Tetapi potensi itu nyata di dalam kondisi krisis. Kita sudah pernah mengalaminya berulangkali. Hanya keledai yang tidak tanggap akan hal-hal itu.

Segera periksa kesehatan

Jika merasa suspect, segera memeriksakan diri agar dapat diketahui apakah terjangkit atau tidak. Jangan menebak-nebak sendiri, apalagi bersikap jumawa. 

Hal demikian itu bukan hanya membahayakan diri sendiri namun juga keluarga terdekat dan mungkin warga se kampung mengingat virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, ini menurut WHO sangat mudah menular.

Jika sudah menjadi penular penyakit kepada warga se-kampung, apakah Anda merasa bangga? Tentu tidak, bukan?

Tidak Sebar Hoaks

Sudahlah, berhenti dulu menyebar hoaks. Apalagi jika tujuannya hanya pelampiasan kebencian pada seseorang, pada satu golongan, terlebih pada pemimpin kita.

Mungkin ada di antara kita yang kurang sabar dengan tindakan yang diambil pemerintah pusat. Mungkin ada juga yang merasa satu-dua kepala daerah bertindak tidak tepat. Tetapi apakah hujatan, makian dan sebaran hoaks yang Anda lakukan dapat membantu meredakan pandemi?

Tidak! Sekali lagi tidak, bahkan hanya semakin menambah kekisruhan, kekacauan, yang ada. Betapa hina diri kita mencaci seseorang yang tengah berupaya membebaskan negara, daerah, dari ancaman pandemi. 

Bahwa mungkin ada kekeliruan, ada keterbatasan, mengapa kita tidak ikut membantu? Bukankah dalam kondisi seperti sekarang ini, hal itu juga menjadi tanggung jawab kita bersama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun