Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mampukah "Orang Jokowi" Gusur Amien Rais dari PAN?

8 Februari 2020   15:42 Diperbarui: 8 Februari 2020   15:43 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asman Abnur daftar caketum PAN. Foto: KOMPAS.com/Tsarina Maharani

Bursa calon ketua umum (caketum) Paartai Amanat Nasional (PAN) mulai mengerucut. Selain petahana Zulkifli Hasan (Zulhas), Asman Abnur dan Mulfahri Harahap disebut-sebut memiliki kans untuk menduduki kursi Ketua Umum PAN periode 2020-2025.

Nama ekonom Dradjad Wibowo juga sempat beredar meski peluangnya sangat kecil. Anggota Dewan Kehormatan PAN ini tidak memiliki cukup "modal" untuk bersaingan dengan ketiga kandidat di atas.

Berbicara tentang posisi penting di PAN, tentu tidak bisa melepas peran Amien Rais. Mantan ketum yang kini didapuk menjadi Ketua Dewan Kehormatan PAN ini bahkan menjadi king maker di balik sejumlah kebijakan strategis partai berlambang matahari tersebut.

Salah satu yang paling ramai menjadi perbincangan saat PAN berada di simpang jalan apakah mendukung Jok Widodo ataukah Prabowo Subianto di kontestasi Pilpres 2019 lalu. Ketika akhirnya PAN memutuskan dukungan kepada Prabowo, sehingga Asman Abnur hengkang dari kursi Menteri PAN-RB Kabinet Jokowi-JK, banyak yang meyakini sebagai kemenangan Amien Rais.

Demikian juga saat biduk PAN tidak jadi mengarah ke Istana usai pilpres. Amien Rais terang-terangan menolak PAN dibawa ke Istana sehingga sempat mematik ketegangan di internal karena sejumlah tokoh lain, seperti Bara Hasibuan, menghendaki langkah berbeda. Jika sekarang PAN tidak jelas "kelaminnya", apakah oposisi atau mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Amien Rais juga yang dianggap sebagai penyebabnya.

Tetapi apakah Amien Rais masih memiliki tuah untuk menentukan siapa Ketum PAN mendatang?  Menarik untuk dikaji. Sebab dalam beberapa peristiwa terakhir, mantan Ketua MPR itu seperti tidak didengar lagi oleh kader-kader muda PAN, terutama yang berasal dari Muhammadiyah, ormas yang melahirkan PAN.

Contohnya dalam pemilihan Ketua Pemuda Muhammadiyah, beberapa waktu lalu. Amien Rais menghendaki Ahmad Fanani  sebagai pengganti Dahnil Anzar Simanjuntak. Amien Rais bahkan terang-terangan mengatakan ada intervensi melalui Haedar Nashir dan Abdul Mu'ti, Ketua dan Sekretaris Muhammadiyah, untuk memenangkan Sunanto yang tidak didukungnya. Nyatanya, jagoan Amien Rais keok.

Bukan mustahil, peserta Kongres PAN juga akan mbalelo dengan tidak memilih calon yang didukung Amien Rais yakni  Mulfahri Harahap. Tetapi, jika itu sampai terjadi, kasusnya berbeda dengan saat pemilihan Ketua Pemuda Muhammadiyah.  

Dalam kontetasi caketum PAN, Amien Rais memang wajib berada di kubu yang akan dikalahkan oleh Zulhan. Ada dua alasannya.

Pertama, Amien Rais tentu tidak ingin PAN mendapat predikat sebagai partai keluarga. Jika Amien Rais mendukung Zulhas dan menang, tudingan itu dengan sendiri mendapat pembenaran. Sebab Zulhas adalah besan Amien Rais sejak 2011 ketika putra ketiga Amien rais, Ahmad Mumtaz Rais mempersunting Futri Zulya Safitri. putri Zulkifli Hasan. 

Kedua, PAN butuh gimmick untuk mengesankan sebagai partai modern dan terbebas kesan partai keluarga (nepotisme). Meski Amien Rais harus berada di kubu seberang Zulhas, tetapi calon yang didukungnya memiliki kans menang paling kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun